VIVAnews - Pemerintah tetap optimistis dengan memasang target pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,7 persen di tengah kondisi krisis global yang melanda Eropa dan Amerika. Padahal, target itu diketok pada saat kondisi ekonomi global belum memburuk seperti saat ini.
"Setiap tahun kita punya review APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Kita tidak perlu terlalu khawatir dan pesimistis dengan krisis karena kita antisipasi. Sementara itu, pasar domestik kita jaga, sehingga optimistis target itu tercapai," ujar Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati di sela acara Investor Summit and Capital Market Expo di Jakarta, Rabu 5 Oktober 2011.
Target pemerintah itu lebih tinggi dibanding prediksi Bank Dunia yang memperkirakan Indonesia hanya tumbuh 6,3 persen pada 2012. Alasannya, dengan adanya krisis global akan menurunkan permintaan eksternal dan melemahnya harga komoditas internasional. Namun, Bank Dunia optimistis pertumbuhan Indonesia akan mencapai 6,4 persen pada tahun ini.
Anny mengatakan, untuk mempercepat penyerapan anggaran, setelah APBN 2012 diketok pada November, kementerian dan lembaga bisa memulai pengadaan barang. Pemerintah juga melakukan review terhadap pengadaan barang dan jasa. Beberapa belanja pemerintah yang tidak terserap yaitu belanja gedung dan pengadaan tanah yang terkait dengan gedung.
Ia menegaskan, penyerapan belanja yang lebih banyak dilakukan akhir tahun tidak akan menimbulkan inflasi. Pemerintah optimistis angka inflasi hingga akhir tahun di bawah lima persen. (art)
Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini
PT Suzuki Indomobil Sales mengumumkan ada kenaikan penjualan 14 persen, di kuartal pertama 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor.
