- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa melihat terus menurunnya surplus perdagangan Indonesia bukan karena banyaknya perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara lain, melainkan terus meningkatnya impor migas.
"Penurunan surplus, kalau dibedah yang mengakibatkan kecil itu karena impor migas meningkat," kata Hatta di Indramayu, Rabu 12 Oktober 2011.
Tingginya impor migas ini membuat pertumbuhan ekonomi tidak baik. Ia mencontohkan pada kuartal II-2011 pertumbuhan industri manufaktur 6,6 persen, namun jika digabung dengan pertumbuhan sektor migas maka turun 6,1 persen.
Untuk itu, lanjut Hatta, pemerintah terus meningkatkan pembangunan petro kimia dan kilang untuk mengurangi ketergantungan impor migas seperti adiktif, bahan bakar minyak, dan petro kimia.
Menurut Hatta, pemerintah sudah menyiapkan perangkat keringanan pajak berupa tax holiday dan tax allowance untuk pembangunan pabrik petro kimia dan kilang.
Ia menegaskan pemerintah tidak perlu untuk mengkaji ulang FTA, karena FTA tersebut sudah berjalan. Khusus FTA Asean, hal tersebut sudah tercantum dalam kerangka keterikatan Asean dan sudah menjadi keputusan para pemimpin negara. (eh)