Menakar Peluang Calon Deputi Gubernur BI

Bank Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) empat calon Deputi Gubernur Bank Indonesia diputuskan dilangsungkan pada bulan depan, November 2011. Pelaksanaan fit and proper test ini mundur dari rencana semula yang akan dilakukan akhir Oktober ini.

Empat calon nama telah diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka menggantikan posisi yang ditinggalkan Almarhum Budi Rochadi dan Muliaman Hadad yang masa jabatannya akan segera berakhir.

Dua nama yang dicalonkan presiden untuk menempati posisi Deputi Gubernur BI bidang Sistem Pembayaran sebelumnya, yaitu Almarhum Budi Rochadi yaitu Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perry Warjiyo dan Direktur Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI Ronald Waas.

Sementara itu, untuk menempati posisi Muliaman D Hadad yang habis masa jabatannya, presiden mengirim kembali Muliaman Hadad sebagai calon Deputi Gubernur BI. Calon lain yang mengejutkan yaitu Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Riswinandi.

Menurut Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis, proses kelanjutan fit and proper test yang awalnya direncanakan akhir bulan ini, terpaksa harus ditunda satu bulan ke depan.

"Komisi XI memutuskan untuk membahasnya di internal terlebih dahulu," kata dia  saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 14 Oktober 2011.

Dia memperkirakan, pelaksanaan fit and proper test dilaksanakan antara 14 November hingga 17 Desember 2011.

Pendapat berbeda, dikemukakan Wakil Ketua Komisi XI DPR Achsanul Qosasih. Ia menuturkan, pelaksanaan fit and proper test memang sudah diputuskan pelaksanaannya pada November 2011.

Remaja Perempuan 16 Tahun Ditemukan Tewas Usai Ngamar Bareng 2 Pria di Hotel Jaksel

"Tidak ada penundaan, karena telah diputuskan dalam rapat internal bahwa bulan depan pelaksanaannya. Tidak ada yang mengangendakan bulan ini," ujarnya kepada VIVAnews.com.

Dia menambahkan, fit and proper test sudah diputuskan dilaksanakan setelah masa reses DPR. "Jadi, setelah masa reses 18 November. Mungkin, 21 hingga 25 November mendatang pelaksanaan fit and proper test calon Deputi Gubernur BI," kata Achsanul.

Achsanul juga menuturkan, pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan tersebut ditetapkan setelah masa reses DPR, bukan karena adanya tarik menarik antara kepentingan politik. "Jadi, tidak ada muatan politis," ujarnya.

Ditanya peluang dari keempat calon yang diajukan Presiden SBY tersebut, dia menjawab bahwa keempatnya sama-sama memiliki potensi untuk terpilih. "Memang sih, di kalangan Komisi XI banyak masukkan ide atau usulan, sebaiknya diutamakan calon dari luar BI," kata Achsanul.

Artinya, peluang Riswinandi menjadi Deputi Gubernur BI lebih besar? "Ya, secara tidak langsung begitu. Tetapi, kita lihat saja nanti di fit and proper test. Sebab, itu yang menentukan," tuturnya.

Sedangkan Harry Azhar Azis berpendapat, pihaknya hingga saat ini tetap membuka diri terhadap informasi mengenai calon-calon Deputi Gubernur BI tersebut. "Tentunya, DPR akan meminta respon dan masukan kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, dicalonkannya Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswinandi menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia, sepertinya kurang mendapat dukungan dari perbankan

pelat merah tempatnya bekerja. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini. "Tidak (ada) dukung mendukung," kata dia di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, belum lama ini.

Zulkifli menyatakan bahwa seluruh proses saat ini sedang berjalan. Untuk itu, pihaknya lebih memilih untuk mengikuti proses yang ada.

Disinggung mengenai kemungkinan mencari pengganti Riswinandi, ia menegaskan, pihaknya sampai kini belum mengambil langkah antisipasi apapun. Alasannya, seluruh proses pemilihan deputi gubernur BI baru berjalan.

Zulkifli menambahkan, upaya antisipasi akan mulai dipersiapkan jika calon-calon yang ditetapkan menjadi deputi gubernur BI sudah diputuskan. "Kalau sudah ada keputusan, baru kita antisipasi," kata Zulkifli.


Visi & Misi
Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan siap menduduki jabatan sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia.

"Insya Allah saya siap. Saya berkarier dan pengalaman panjang di BI. Bagi saya jabatan adalah sebuah amanat dan saya akan berkomitmen serta memberikan yang terbaik bagi BI serta negara Indonesia," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat.

Bahkan, untuk meluruskan jalan menduduki kursi Deputi Gubernur BI, Perry sudah memiliki enam visi dan misi ke depan. Di antaranya tetap melanjutkan kebijakan terkait moneter seperti yang selama ini menjadi tugasnya.

"Follow up penurunan tingkat suku bunga acuan BI Rate, yang akan membawa manfaat bagi perkembangan sektor riil dan moneter," ujarnya.

Ke depan, Perry menambahkan, akan mengatur langkah untuk mengantisipasi dampak krisis global agar Indonesia lebih kuat. "Serta bekerja sama dengan Kementerian Keuangan terkait pasar obligasi dan pasar modal," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan, pihaknya akan meningkatkan intermediasi, ketahanan perbankan untuk menghadapi persaingan global.

"Keempat adalah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran, baik payment nasional dan internasional seperti visa dan lainnya, serta meningkatkan pemberdayaan di sektor riil, khususnya UMKM menjadi sangat penting bagi masyarakat," tutur Perry.

Sementara itu, ketiga calon lainnya belum membeberkan visi dan misinya sebagai Deputi Gubernur BI. Sebab, hingga berita ini dimunculkan, telepon maupun pesan singkat yang dikirim VIVAnews.com tidak dijawab. Hanya Ronald Waas, yang berjanji akan menjelaskan visi dan misinya melalui email.


Profil Calon
Berikut profil calon deputi gubernur BI bidang pengaturan dan penelitian perbankan:

Muliaman Hadad
Muliaman Hadad dicalonkan kembali untuk meneruskan jabatannya saat ini. Sesuai aturan, Deputi Gubernur BI dapat dicalonkan kembali hingga dua periode.

Muliaman Hadad diangkat sebagai Deputi Gubernur BI pada 22 Desember 2006, dan dilantik pada 11 Januari 2007. Pria kelahiran Bekasi, 3 April 1960 itu meraih gelar Sarjana

Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta dan gelar PhD dalam bidang Business and Economics, dari Monash University, Melbourne, Australia.

Dia mengawali kariernya sebagai staf umum di Kantor Bank Indonesia Mataram pada 1986. Pada 2003 diangkat sebagai Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan dan sebagai

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan sejak 2005. Muliaman juga aktif dalam kepengurusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai Sekjen, dan dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.

Riswinandi
Riswinandi merupakan satu-satunya calon dari luar BI. Pria kelahiran 1957 itu menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Trisakti, Jakarta pada 1983.

Riswinandi memulai kariernya sebagai Senior Assistant di SGV Utomo pada 1984. Selanjutnya, pada 1986 memulai berkarier di PT Bank Niaga Tbk selama kurun waktu 13 tahun, khususnya dalam pengelolaan kredit korporasi (Corporate Banking), juga sebagai Kepala Cabang (General Manager) Bank Niaga di Los Angeles, Amerika Serikat dan terakhir menjabat sebagai Vice President Human Resources (Group Head).

Pada 1999, ia bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan jabatan terakhir sebagai Senior Vice President Loan Work Out & Collection Division Head di

BPPN hingga 2001. Dalam tahun yang sama (2001) melanjutkan karier di PT Bank Danamon Tbk, menjabat sebagai Excecutive Vice President Corporate Lending Division dan terakhir menjabat sebagai Direktur PT Danamon Tbk hingga Juni 2003.

Pada September ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk sampai dengan Mei 2005. Selanjutnya terhitung sejak Oktober 2005 bertugas sebagai Excecutive

Vice President-Credit Recovery II di Bank Mandiri. Pada Mei 2010 Riswinandi ditunjuk sebagai wakil direktur utama Bank Mandiri hingga sekarang.

Sedangkan profil kedua calon Deputi Gubernur BI untuk menggantikan Almarhum Budi Rochadi:

Perry Warjiyo
Perry lahir di Sukoharjo pada 25 Februari 1959. Sebelum menempati jabatan sebagai direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo adalah direktur eksekutif, South East Asia Voting Group (SEAVG), International Monetary Fund (IMF) pada 2007-2009.

Dia memulai kariernya di Bank Indonesia sebagai staf di Desk Penyelamatan Kredit, Urusan Pemeriksaan dan Pengawasan Kredit. Pada 1992 hingga 1995, dia menjadi staf gubernur dan 1998 diangkat sebagai kepala biro gubernur.

Selanjutnya pada 2003, Perry Warjiyo diangkat sebagai direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, dan 2005 sebagai direktur riset ekonomi dan kebijakan moneter.

Perry Warjiyo meraih gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Gelar MSc dalam bidang ekonomi moneter dan internasional diraih dari Iowa State University, Ames, AS pada 1988.

Pada 1991, dia juga berhasil meraih gelar PhD dari universitas yang sama, Iowa State University, untuk bidang ekonomi moneter dan internasional.

Ronald Waas
Pria kelahiran Tanjung Pinang 29 November 1955 ini menjabat sebagai Direktur Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI. Ia lulusan sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (1974-1980).

Kabar Sandra Dewi Dicekal Kejagung, Pengacara Harvey Moeis Bilang Begini

Ia lalu melanjutkan Masters of International Affairs School of International Affairs, Program in Economic Policy Management, Columbia University, New York, AS (1994-1995).

Sebelum bekerja di BI, ia pernah menjadi junior structural engineer (1980-1981), dan mulai bekerja di BI pada 1981. Awal masuk BI, ia menjadi staf di Direktorat Logistik dan

Pengamanan. Selanjutnya pada 1988-1991 menjadi Kepala Seksi Administrasi Teknik yang berkontribusi terhadap pembangunan kompleks perkantoran BI dan rumah dinas BI.

Pada 1991-1994 Ronald menjadi Wakil Kepala Bagian Perencanaan Logistik dan semasa 1999-2007 bekerja di Direktorat Teknologi Informasi mulai dari sistem analis, hingga Kepala Biro Penelitian & Pengembangan TI.

Periode 2004-2007, Ronald diangkat menjadi Direktur Direktorat Teknologi Informasi. Jabatannya sekarang Direktur Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran mulai 2009, setelah sebelumnya menempati posisi Unit Khusus Manajemen Informasi.

Ilustrasi diecast

Diecast Bukan Sekadar Mainan Semata

Sukses dengan penyelenggaraan Indonesia Diecast Expo 2023 (IDEX), para pecinta diecast bersiaplah untuk menyambut Indonesia Diecast Expo 2024 (IDE11) yang akan kembali ha

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024