- Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober tercatat -0,12 persen atau mengalami deflasi. Turunnya harga emas perhiasan menyumbang deflasi selama Oktober.
Inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) tercatat 2,85 persen. Sementara inflasi year on year (Oktober 2010-Oktober 2011) tercatat 4,42 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Djamal mengatakan inflasi terjadi di kelompok bahan makanan, administered price dan harga pangan yang bergejolak. Inflasi inti secara year on year sebesar 4,43 persen dan inflasi Oktober -0,12 persen.
Deflasi ini ditopang harga emas perhiasan yaitu -0,11 persen yang mengalami penurunan, ikan segar -0,07 persen dan ayam -0,04 persen.
Sementara angkutan udara yang September menyumbang inflasi, Oktober mengalami penurunan karena masa peak season lebaran sudah berakhir. Inflasi angkutan udara -0,04 persen.
Penurunan harga juga terjadi pada ayam ras yang menyumbang inflasi -0,03 persen, angkutan antar kota -0,03 persen, kentang -0,02 persen, minyak goreng -0,02 persen.
Sementara barang-barang yang memberikan kontribusi inflasi beras 0,08 persen, cabe merah 0,06 persen, bayam 0,02 persen, cabe rawit 0,02 persen, rokok kretek filter 0,02 persen.
Dari 66 kota 34 mengalami deflasi, dan 32 mengalami inflasi. Deflasi tertinggi ada di Kendari -2,98 persen. Inflasi tertinggi di 2 kota Bima yaitu 0,97 persen dan Tanjung Pinang 0,92 persen. Inflasi terendah di Madiun 0,01 persen.