- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Penggabungan sistem jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) harus mempertimbangkan kesiapan pelayanan perbankan. Sebab, bank harus menyediakan dana di mesin ATM jauh lebih besar.
"Bisa 2-3 kali lebih besar. Ini yang harus dipikirkan lebih detail," kata Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk, Tribuana Tunggadewi, saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 3 November 2011.
Namun, secara umum, ia setuju dengan ide Bank Indonesia yang akan menggabungkan sistem jaringan ATM di Indonesia. Menurut dia, dengan bersatunya jaringan ATM, kenyamanan nasabah bank menjadi meningkat. Nasabah dapat bertransaksi perbankan dengan mudah di ATM mana saja.
“Kalau dari sisi nasabah tentu nilai kemudahan akan bertambah," tuturnya.
Tapi, dia mengingatkan, dari sisi investasi harus diperhitungkan secara cermat. Khususnya transaksi yang dilakukan nasabah menjadi bertambah.
“Terkait besarnya nominal investasi, kami harus lakukan perhitungan dan mapping terlebih dahulu. Karena, program penggabungan ini masih di awal, jadi kami belum tahu,” ujarnya.
Sebelumnya, penyedia layanan ATM telah setuju menggabungkan sistem jaringan ATM. BI sendiri sudah bertemu dengan para penyedia jasa layanan switching pada Senin, 31 Oktober 2011.
Pertemuan itu membahas konsep business model routing seluruh data elektronik antar sistem pembayaran. Dengan sistem satu jaringan ATM itu, dapat meningkatkan konektivitas dalam sistem pembayaran.
Di Indonesia, saat ini terdapat tiga perusahaan penyedia jasa layanan ATM yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis, PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari. (art)
Belum Kepikiran Nikah, Ternyata Ini Kriteria Pria Idaman Ghea Indrawari
Namun di usianya sekarang ini, Ghea Indrawari merasa masih ada banyak hal yang perlu ia lakukan sendiri termasuk mengejar kariernya di industri hiburan.
