Pemborong Saham RI Kala Eropa Memanas

Bursa saham di Moskow
Sumber :
  • REUTERS/ Denis Sinyakov

VIVAnews - Orang kaya dunia, Warren Buffet, mempraktikkan prinsip investasinya dengan mengoleksi saham di saat harga sejumlah saham di bursa Amerika Serikat mengalami tekanan. Tak tangung-tanggung, pemilik Berkshire Hathaway ini menggelontorkan dana lebih dari US$20 miliar atau Rp180 triliun.

Prinsip yang sama tampaknya tidak dipraktikkan oleh para investor yang ada di Tanah Air. Selama krisis Eropa memanas pada kuartal III-2011, sejumlah investor diketahui melepas sejumlah sahamnya untuk menghindari kerugian lebih besar.

Data Kustodioan Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, kepemilikan efek investor asing selama kuartal III-2011 turun hingga Rp171,59 triliun. Jika pada akhir Juni 2011 investor asing masih menggenggam saham sebesar Rp1.313,01 triliun, maka pada akhir September 2011 posisi itu berubah menjadi Rp1.141,41 triliun.

Tak berbeda jauh dengan pemodal asing itu, kalangan investor lokal juga tampaknya berusaha melindungi aset mereka dengan melepas saham di Bursa Efek Indonesia. Kepemilikan efek selama kuartal III-2011 melorot sebesar Rp15,86 triliun.

Namun, di saat banyak investor asing dan lokal yang melepas saham di BEI, ternyata masih ada segelintir pihak yang berupaya memborong saham di kala krisis ekonomi global.

Data KSEI menunjukkan, hanya dua tipe investor yang memborong saham di saat krisis Eropa tengah memanas. Dari kalangan investor asing, justru kalangan di luar pemodal kakap memilih mengoleksi saham pada kuartal III-2011. Tercatat, kalangan investor ini mengoleksi saham hingga Rp4,59 triliun.

Di kalangan investor asing, justru pemodal dari korporasi dan institusi keuangan menjadi penjual efek terbanyak selama kuartal ketiga lalu. Korporat diketahui melepas efek sebesar Rp61,65 triliun, sedangkan institusi keuangan senilai Rp61,3 triliun.

Langkah pelepasan saham yang dilakukan investor asing ini menjadi berkah bagi investor individual domestik. Kalangan investor lokal ini memborong saham selama kuartal III-2011 senilai Rp14,79 triliun. Aksi ini menempatkan investor individual sebagai pemborong saham selama krisis.

Sama dengan korporasi asing, pemodal lokal yang berasal dari kalangan korporat juga menjadi penjual efek terbesar di antara kalangan investor lain. Tercatat jumlah saham yang dilepas senilai Rp18,44 triliun.

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

Melihat fenomena tersebut, Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan, memaklumi langkah investor asing yang memilih melepas saham pada kuartal III-2011. Begitu pula dengan langkah agresif investor lokal, khususnya dari kalangan investor individual, yang memborong saham di tengah krisis Eropa yang memanas.

"Selama kuartal ketiga itu awal krisis Eropa, itu gejolak bursa saham global sangat tajam. Jadi bisa dimengerti," kata dia.

Fauzi mengatakan, investor asing sebenarnya masih melirik bursa saham Indonesia sebagai tujuan investasi mereka. Hal itu terlihat dari data aliran modal asing year to date ke bursa saham yang masih positif. Kondisi itu lebih baik dibandingkan bursa China dan India yang justru turun antara 10-15 persen.

Terkait agresifnya investor individual lokal yang membeli saham kala krisis Eropa berlangsung, Fauzi menilai aksi itu dilakukan karena saat ini pemodal domestik sudah bisa melihat saham berdasarkan price to earning ratio.

"PE ratio saham di Indonesia memang sedang rendah, mereka melihat pada valuasi," katanya. (art)

Rilis TikToker Galih Loss Soal Video Diduga Menistakan Agama

Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Ternyata Buat Cari Endorse

Polisi sudah menangkap Galih Loss karena konten 'hewan mengaji' yang meresahkan dan diduga menistakan agama Islam.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024