Obama: Amerika Malas Undang Investor Asing

Presiden Barack Obama menggelar rapat terkait operasi militer di Pakistan
Sumber :
  • Official White House Photo/ Pete Souza

VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menyatakan bahwa negaranya akhir-akhir ini sudah terlihat "sedikit malas" dalam menarik investasi asing. Maka AS harus kembali menjadi agresif dalam mendatangkan dolar dari luar negeri.

Pernyataan Obama itu disampaikan di suatu forum bisnis di sela-sela Konfrensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) akhir pekan lalu di Honolulu, Hawaii. Forum bisnis itu dimoderasi oleh Kepala Eksekutif Korporat Boeing, James McNerney.

Menurut kantor berita Reuters, Obama saat itu mendapat pertanyaan dari seorang peserta forum apakah dia menganggap China selama jadi penghalang bagi investasi di AS. Kendati optimistis bahwa AS tetap menjadi penerima investasi terbesar di dunia, Obama pun menjawab bahwa Amerika pun menghadapi masalah.

"Ada banyak hal yang membuat para investor asing melihat AS sebagai peluang besar, baik dari stabilitas, keterbukaan, dan budaya pasar bebas yang inovatif. Namun, saya kira, kita sudah menjadi sedikit malas dalam dua dekade terakhir. Kita sudah seperti menerima apa adanya, Well, orang lain ingin datang ke sini dan kita tidak merasa lapar dalam memasarkan Amerika dan berupaya menarik bisnis baru ke Amerika," kata Obama.

Dia mengaku telah menugaskan para pejabat terkait untuk berkoordinasi dengan pemerintah di tingkat negara bagian dan kabupaten untuk membantu mereka menarik investasi asing.

Sepanjang akhir pekan lalu, Obama menjadi tuan rumah bagi pertemuan tahunan APEC. Beranggotakan 21 negara dan wilayah ekonomi khusus, pertemuan tahunan APEC ini juga diikuti Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024