VIVAnews - Mendengar kata kista, memang bisa bikin banyak wanita merasa cemas. Ada jenis yang jinak ada juga yang ganas. Tapi, agar Anda tidak salah kaprah, kenali gangguan kesehatan ini lebih mendalam.
Kista merupakan pertumbuhan abnormal dari jaringan tubuh. Bentuknya bisa berupa kantong yang berisi cairan (lendir atau darah), bisa juga berupa jaringan padat (benjolan) dengan batas dinding kista yang tegas. Kista dapat tumbuh di berbagai organ tubuh, seperti di kulit (disebut kista atheroma), ginjal, dinding rahim (kista endometriosis), dan yang paling sering dialami wanita adalah kista yang tumbuh di indung telur (ovarium).
Kista dapat tumbuh di jaringan indung telur akibat proses lanjutan dari ovulasi (pelepasan sel telur matang), yang kadangkala tidak terjadi. Dengan begitu, folikel (kantong) di dalam ovarium akan terus tumbuh dan membesar, sebab sel telur tak juga pecah (jika sel telur pecah, disebut haid). Penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan penyubur yang memacu proses ovulasi.
Tak jarang ukuran kista membesar, bisa seperti bola tenis atau lebih. Bahayanya, proses ini sering tidak disadari penderitanya. Gejala sebetulnya ada, tapi sering tidak diperhatikan oleh si penderita. Yaitu, siklus haid yang selalu datang terlambat, atau malah tidak datang dalam beberapa bulan.
Kista terbagi dua, golongan yang jinak dan golongan ganas. Untuk membedakannya diperlukan pemeriksaan fisik, USG, radiodignostik, dan laboratorium. Biasanya, kista yang jinak dan berukuran kecil (berdiameter tak lebih dari 3 cm) dapat menghilang dengan sendirinya tanpa bantuan obat. Namun untuk mengatasi kista yang ganas diperlukan tindakan lanjutan, seperti kemoterapi dan radiasi.
Kista jinak maupun ganas yang telah diangkat tetap memiliki risiko kekambuhan (bisa tumbuh lagi). Karena itu, pada kasus kista ganas, kadang-kadang rahim dan seluruh indung telur juga diangkat untuk mencegah timbulnya kanker ovarium ganas.
Hingga kini, belum ada cara mencegah pertumbuhan kista kembali. Tapi, ada cara lain agar kista tumbuh lebih lambat, yaitu menggunakan pil kontrasepsi (pil KB). Kandungan hormon dalam pil ini akan menghambat proses ovulasi. Dengan demikian, mampu menurunkan risiko timbulnya kembali kista ovarium.
Demikian pula kontrasepsi hormonal lainnya yang berkhasiat mencegah ovulasi. Namun, Anda jangan gegabah mengonsumsinya. Sebaiknya, Anda berkonsultasi pada dokter kandungan dan kebidanan agar dosis yang dikonsumsi tidak melebihi dari yang dianjurkan.
Baca Juga :
Preman Jagoan Kampung Ngamuk Ditagih Bayar Makan Bubur, Keluarin Celurit dan Rusak Gerobak
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Shin Tae-yong Tolak Latih Skuad Negara Lain Demi Timnas Indonesia, Meski Bayarannya Mahal
Jabar
11 menit lalu
Diakui, Iwan Bule tentu tidak mudah meyakinkan Shin Tae-yong agar memilih Timnas Indonesia. Terlebih pelatih asal Korea Selatan itu juga ditawari melatih negara lain.
Tetapi kamu harus paham satu hal, bahwa semua yang Allah siapkan tentu tidak akan selamanya datang dengan cepat sesuai dengan keinginanmu. Lantas bersabarlah
Temukan 3 hero marksman dengan attack speed lambat namun damage besar dalam Mobile Legends!
5 Hal yang Seharusnya Tidak Kamu Bagikan Sembarangan
Olret
16 menit lalu
Nah, buat kamu, lebih baik untuk berhati-hati saat share sesuatu baik ke media sosial maupun teman sendiri. Jangan gampang memberikan informasi atau rincian soal kehidupa
Selengkapnya
Isu Terkini