“Yunus Gugur Sebab Tak Mundur dari Satgas”
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Fakta bahwa mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Hussein tidak terpilih sebagai salah satu pimpinan KPK, masih mengejutkan bagi sebagian kalangan. Ketua Golkar Setya Novanto mengungkapkan alasan di balik gugurnya Yunus dalam voting pemilihan pimpinan KPK oleh Komisi III DPR, pekan lalu.
“Kami dari Golkar meminta, kalau memang dia (Yunus) ingin maju dengan lebih baik, dia mengundurkan diri dulu dari Satgas (Pemberantasan Mafia Hukum). Itu menjadi pertimbangan yang sangat besar,” kata Setya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 6 Desember 2011.
Bila Yunus tidak mundur dari Satgas bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, lanjut Setya, maka ia dinilai tidak memungkinkan untuk duduk sebagai pimpinan KPK. Soal ini, terang Setya, sudah dibahas dalam rapat di Sekretariat Gabungan (Setgab) partai koalisi.
“Waktu rapat di Setgab, kami (Golkar) sampaikan dengan jelas bahwa kami tetap mengutamakan kebersamaan dan keutuhan koalisi. Hanya khusus soal Yunus Hussein, ada catatan mengenai masalah (keanggotaannya di) Satgas. Itu saja,” beber Setya. Persoalan itulah, imbuhnya, yang membuat Golkar merasa keberatan untuk meloloskan Yunus menjadi pimpinan KPK.
“Itu adalah masalah prinsip buat kami,” ujar Setya. Padahal, kata Setya, sejak awal Yunus sudah mendapat penilaian positif dari fraksi-fraksi di DPR. “Tapi kan tentu ada pertimbangan-pertimbangan lain,” tuturnya. Oleh karena itu, Setya meminta semua pihak untuk menghormati apapun keputusan dari Komisi III DPR.
Menurutnya, proses pemilihan pimpinan dan Ketua KPK telah melewati mekanisme yang jelas. “Kompilasi secara keseluruhan pada waktu itu memang berkembang antara Bambang dan Abraham sebagai Ketua KPK,” kata Setya. Namun, ujarnya, Abraham akhirnya terpilih karena fraksi-fraksi berpikir, Abraham yang berasal dari daerah perlu diberi kesempatan.
“Abraham ini dari daerah dan betul-betul ingin menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar seperti kasus Century. Maka selain pertimbangan soal kualitasnya, ia perlu diberi kesempatan dan diuji,” jelas Setya. Jadi, simpulnya, tepilihnya Abraham sebagai Ketua KPK sudah tepat. (eh)