Alasan Bunga Bank Lebih Tinggi dari Malaysia

Gedung Bank Mandiri
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVAnews - Tingginya bunga kredit perbankan di Indonesia adalah masalah klasik yang lama dipecahkan. Bank beralasan tingginya belanja modal (capital expenditure) membuat bank harus memasang bunga kredit tinggi.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Zulkifli Zaini, mengakui Bank Mandiri menerapkan dua standar bunga untuk perusahaan BUMN. Untuk beberapa BUMN tertentu menetapkan suku bunga double digit dan single digit bagi beberapa BUMN lainnya.

Sadis! Ibu Rumah Tangga di Garut Tewas Dibunuh, Anak Korban Luka Berat dan Motornya Dicuri

"Tergantung kinerja perusahaan tersebut dan assessment kami," kata dia di Jakarta, Senin 12 Desember 2011.

Ia menjelaskan, jika Bank Mandiri menilai perusahaan memiliki risiko lebih besar, maka suku bunga kredit akan lebih besar.

Sementara itu, terkait tingginya suku bunga kredit dibanding Singapura dan Malaysia, Zulkifli menjelaskan hal itu disebabkan suku bunga deposito rupiah yang lebih besar dibanding deposito dolar di Singapura dan Malaysia. Selain itu, biaya belanja modal untuk pengembangan usaha di Indonesia sangat besar.

"Biaya perbankan tidak hanya terkait overhead, tapi juga pengembangan usaha," katanya.

Ia menjelaskan, luas wilayah Indonesia membuat bank di Indonesia menganggarkan belanja modal lebih tinggi. Pembukaan cabang di Indonesia membutuhkan biaya lebih besar dibanding pembukaan cabang di Singapura atau Malaysia.

"Kalau di Singapura, tidak perlu banyak cabang. Sedangkan perbankan Indonesia terus membuka cabang, wilayah Indonesia lebih luas," paparnya.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Sofyan Basir, menambahkan, suku bunga kredit di Indonesia dapat ditekan jika ada sinergi di antara dua perusahaan, sehingga risiko yang timbul akibat investasi tersebut dapat ditanggung kedua perusahaan. (art)

Bikin Timnas Indonesia U-23 2 Kali Dihukum Penalti, Algassime Bah Ungkap Isi Hatinya
Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa (Doc: Alarabiya)

Pemimpin Muslim Berpengaruh di Dunia Sebut Islamofobia Berawal dari Kesalahpahaman

Pemimpin agama paling senior di Arab Saudi, turut menyerukan dialog guna membendung gelombang Islamofobia yang meningkat di seluruh dunia.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024