Sulitnya Pertamina Cari Pasokan LNG

Receiving terminal LNG
Sumber :

VIVAnews - PT Pertamina terus mencari pasokan gas alam cair (LNG) untuk memasok Floating Storage Regasification Unit di Teluk Jakarta dan LNG Receiving Terminal di Jawa Tengah dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun (mtpa).

Senior Vice President Gas PT Pertamina, Nanang Untung, menjelaskan, perusahaan saat ini sedang menjajaki impor LNG dari Qatar. Perkembangan terakhir, Pertamina telah menandatangani perjanjian payung, namun prosesnya hingga kini sangat lambat karena Qatar tidak terlalu tertarik menjual ke Indonesia. Padahal, kemungkinan besar impor LNG dari Qatar hanya berlangsung lima tahun alias jangka pendek.

"Qatar sudah berkunjung ke Jawa Tengah, tapi masih belum mendapatkan suplai jangka panjang," kata Nanang di Jakarta, Rabu 14 Desember 2011. "Qatar memperkirakan, menjual ke Indonesia tidak semenarik kalau menjual ke Jepang."

Menurut Nanang, sejak terjadi krisis nuklir di Jepang, LNG menjadi komoditas yang strategis. Jepang berani membayar LNG di atas US$14 juta British thermal unit (MMBTU), sedangkan harga yang ditawarkan Pertamina hanya US$11 per MMBTU.

Selain Qatar, Pertamina juga menjajaki impor gas dari Irak. Namun, kondisi Irak yang belum stabil dan infrastruktur yang belum memadai menjadi kendala. "Kami sudah menuju ke Irak, tetapi infrastruktur luar biasa sulit, selain itu perlu membersihkan bom-bom yang tertanam," katanya.

Karena susahnya mencari LNG di luar negeri, Nanang meminta agar pemerintah ikut memikirkan dan membantu mencari pasokan LNG domestik. Pertamina sanggup membayar mahal LNG Indonesia yang selama ini diekspor di bawah harga keekonomian, seperti LNG dari Tangguh.

Ia menjelaskan, proyek FSRU teluk Jakarta dan LNG Receiving Terminal di Jawa Tengah merupakan proyek strategis bagi Indonesia. "Jawa Tengah itu sangat kritis, sehingga kami minta ke pemerintah untuk membantu, bukan hanya untuk 2013, tetapi long term," katanya.

Sebelumnya, Pertamina meminta pemerintah memanfaatkan opsi kewajiban pasok domestik (DMO) yang belum dipenuhi oleh para produsen LNG, peserta Kontraktor Kontrak Kerja sama.

Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun, menjelaskan saat ini harga LNG terus melonjak seiring tingginya harga minyak dunia. Hal ini mengakibatkan sangat kecilnya kemungkinan untuk mengimpor LNG dari Timur Tengah.

Harga LNG pada saat ini berada di kisaran 15-20 persen dari harga Japan Cocktail Crude (JCC) atau sekitar US$16,5–22 per MMBTU.

Seperti diketahui, untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara, Pertamina bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk telah membangun Floating Storage Regasification Unit di Teluk Jakarta berkapasitas 3 juta mtpa yang akan beroperasi awal Maret 2012.

Pertamina juga telah menyiapkan pembangunan LNG Receiving Terminal di Jawa Tengah dengan kapasitas 3 juta mtpa yang akan mulai beroperasi pada kuartal I-2013. Gas dari Receiving Terminal Jawa Tengah ini selanjutnya akan dialirkan melalui Java Pipeline Project yang sedang dikerjakan oleh PT Pertamina Gas. (art)

Ghea Indrawari

Belum Kepikiran Nikah, Ternyata Ini Kriteria Pria Idaman Ghea Indrawari

Namun di usianya sekarang ini, Ghea Indrawari merasa masih ada banyak hal yang perlu ia lakukan sendiri termasuk mengejar kariernya di industri hiburan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024