- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Pemerintah menegaskan akan mengantisipasi banjirnya barang ilegal yang menyerbu pasar Tanah Air. Barang selundupan disinyalir telah beredar 20 hingga 30 persen dari total impor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan bahwa perlu dilakukan tindakan tegas agar hal ini tidak terjadi lagi. Menurut dia, banjirnya barang impor ilegal terjadi seiring dengan penurunan pertumbuhan ekonomi di China dan India. Hal ini membuat dua negara itu akan terus menggenjot ekspor untuk mengatrol angka pertumbuhan.
"Saya wanti-wanti ini harus diwaspadai," ujarnya saat ditemui dikantornya, di Jakarta, Selasa 20 Desember 2011.
Langkah antisipatif yang dapat diambil, lanjutnya, ialah dengan menjaga pertumbuhan pasar domestik. Hal ini juga menjadi langkah antisipasitif terhadap penurunan ekspor Indonesia. "Jangan sampai (pasar) domestik menjadi pasar luar (negeri)," tuturnya.
Penurunan ekspor, menurut dia, tidak akan membuat Indonesia berada dalam krisis. Sebab kontribusi ekspor terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tidaklah signifikan. "Sumbangan ekspor terahadap GDP itu kan cuma 26 persen. Beda dengan Singapura yang 200 persen, Malaysia 90 persen, sehingga pukulannya tidak besar," terangnya.
Memang, Hatta mengakui akan ada beberapa komoditas ekspor yang meredup. Namun hal ini dapat diantisipasi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.