Tiga Alasan Kegemukan Picu Ketaksuburan

pinggang
Sumber :
  • dok. Corbis

VIVAnews - Tubuh yang subur dan menggemuk di bagian pinggang pernah dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi, berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara akumulasi lemak perut dengan berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, osteoartritis, infertilitas dan kanker tertentu.

Akumulasi kelebihan lemak dalam tubuh disebut sebagai obesitas. Selain penampilan fisik, obesitas juga menganggu keseimbangan hormon yang memicu ketidaksuburan bagi pria maupun wanita. Berikut tiga hubungan antara kegemukan dengan infertilitas,  seperti dikutip dari Times of India.

Obesitas terkait disfungsi ovulasi

Obesitas akan memicu ketidakseimbangan  hormon. Menurut Dr Abhay Agrawal dari pusat pengendali penyakit, "disfungsi ovulasi merupakan faktor utama yang menyebabkan infertilitas pada wanita gemuk. Kadar hormon seperti androgen, estrogen dan progesteron benar-benar dapat mengubah siklus menstruasi wanita yang sangat penting untuk kehamilan dan konsepsi. Lapisan lemak dalam ovarium juga dapat mengganggu perkembangan embrio dan mengakibatkan keguguran."

Kegemukan terkait sindrom polikistik

Dr Manish Motwani, ahli bedah dari pusat kesehatan Aastha mengatakan bahwa, "penyebab utama infertilitas wanita adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS), di mana sejumlah besar kista kecil muncul di ovarium sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormon."

Oleh karena itu, gaya hidup sehat seperti kebiasaan makan yang disiplin, tingkat peningkatan aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga teratur sangat penting untuk menjaga berat badan yang sehat.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Obesitas berkaitan dengan sperma rendah dan disfungsi ereksi
Kasus-kasus infertilitas pada wanita obesitas telah banyak diketahui, namun ternyata hal yang sama juga berlaku pada pria. Berbagai studi menemukan adanya kaitan antara berat badan dengan produksi sperma rendah dan disfungsi ereksi.

Menurut Dr Motwani, "Kemampuan untuk mempertahankan ereksi dari saraf sensorik dan pembuluh darah yang rusak sering terjadi berurutan pada pria yang mengalami kelebihan lemak pada sel-sel tubuh."

Dia menambahkan, pria obesitas memiliki kelebihan sel-sel lemak yang memproduksi estrogen. Pria dengan sel lemak berlebih memproduksi hormon estrogen lebih tinggi dibandingkan dengan pria berberat badan normal. Mereka juga memproduksi jumlah sperma yang lebih sedikit ketimbang pria dengan berat ideal.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Tubuh kurus
Sebaliknya, tubuh yang terlalu kurus juga memiliki gangguan reproduksi. Dr Sherbahn dari Klinik Kesuburun di Chicago, melakukan analisis terhadap sekitar 2.500 pasien yang menjalani program In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung, selama periode delapan tahun.

Peneliti memilah pasien berdasar tiga kategori: sangat kurus, normal, dan obesitas. Kelompok sangat kurus dibatasi pasien yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) 14-18.

Sekitar 50 persen kelompok pasien dengan bobot normal berhasil memiliki anak. Kelompok pasien obesitas, 45 persen yang berhasil. Sementara kelompok pasien sangat kurus, hanya 34 persen yang berhasil hamil.

Analisis memunculkan argumen baru bahwa dinding rahim wanita yang memiliki berat badan kurang terlalu tipis akibat kurang gizi. Kondisi inilah yang kemungkinan membuat embrio lebih sulit melekat. (eh)

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Kim Min-jae saat Napoli melawan Inter Milan

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Pada Senin, 22 April, Inter Milan meraih Scudetto ke-20 dalam sejarah mereka, dan cara mereka memastikannya tidak bisa lebih memuaskan lagi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024