VIVAnews - Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retrabun mengaku lebih tertarik mengembangkan industri rumput laut dibandingkan mobil nasional yang hanya menyentuh kalangan menengah ke atas.
"Rumput laut erat kaitannya dengan program pengentasan kemiskinan sesuai dengan program pemerintah,"ujar Alex Retrabun di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Jum'at, 20 Januari 2012.
Alex menilai, pengembangan industri rumput laut lebih menyentuh kalangan masyarakat kecil dibanding dengan industri mobil yang diminati kaum berdasi. "Dibanding mobil Esemka, saya lebih tertarik bicara industri rumput laut.
Untuk menunjukan komitmennya, Alex menyatakan, siap memberikan bantuan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan industri rumput laut ini. Salah satunya adalah pemberian mesin pengolahan rumput laut untuk Kabupaten Sumbawa Barat. "Jika potensi itu dapat kita optimalkan, maka perekonomian rakyat dapat meningkat pesat," kata dia.
Kabupaten Sumbawa Barat memiliki potensi lahan rumput laut seluas 750 hektar. Dari jumlah itu, hanya 150 hektare areal yang sudah ditanami rumput laut dengan produksi 63 ton per bulan.
Melihat potensi tersebut, Alex optimistis, Sumbawa Barat dapat menjadi salah satu daerah basis pengembangan rumput laut di Indonesia. Saat ini industri rumput laut berpotensi menjadi industri handalan.
Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli menyambut baik rencana pemerintah untuk mendirikan pabrik pengolahan rumput laut di Sumbawa Barat. Kawasan ini telah menjadi salah satu daerah tertinggal meski menjadi daerah penyumbang dana hingga Rp5 Triliun ke negara.
Data Dinas Perdagangan setempat mencatat, terdapat 10 kawasan pengembangan rumput laut yang kini telah berkembang di Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa. Saat ini luas area pertanian rumput laut di NTB mencapai 6.700 hektare dan berpotensi menjadi 25.000 hektare. (eh)