- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Pengamat Ekonomi Institute for Development Economic and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika, menyatakan bahwa upah buruh Indonesia terendah dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Namun, ia menuturkan, akan sulit menaikkan upah ini selama pekerjaan rumah pemerintah belum terselesaikan. Banyaknya biaya ilegal, tingkat suku bunga kredit yang tinggi, dan tingginya biaya logistik merupakan beberapa masalah tersebut.
"Kalau semua itu dilakukan (dibenahi), cakaplah perekonomian. Pengusaha ingin menaikkan upah buruh setara dengan negara lain, bisa lah," ujarnya saat ditemui seusai acara diskusi panel di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu 15 Februari 2012.
Berdasarkan data yang dimiliki, lanjutnya, upah buruh Indonesia sebesar US$0,6 atau sekitar Rp5.405 per jam. Sedangkan Filipina US$1,04 (Rp9.369), Thailand US$1,63 (Rp14.684), dan Malaysia US$2,88 (Rp25.945) per jam-nya.
"Agak sulit meningkatkan itu selama beban pengusaha besar," tuturnya.
Sementara itu, tambah Erani, biaya logistik Indonesia sebesar 17 persen dari biaya produksi, sedangkan Malaysia hanya tujuh persen. Suku bunga kredit Indonesia 11-13 persen, sedangkan di negara lain 5-6 persen. "Belum lagi, pungutan ilegal," ujarnya. (umi)