Spirit Kraton dan Kromo Auguste Soesastro

Kromo dari Auguste Soesastro
Sumber :
  • VIVAnews/Febry Abbdinah

VIVAnews - Banyak desainer berbondong-bondong membuat second line ready to wear, tak terkecuali Auguste Soesastro. Setelah sukses dengan Kraton yang dibuat berdasarkan order, Auguste merilis second line yang lebih praktis, Kromo.

Berbeda dari Kraton yang dibuat dengan serat alam seperti nanas, Kromo lebih menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti linen, katun, dan fiscos rayon. Penggunaan bahan-bahan ini bukan tanpa sebab. Selain karena terbilang lebih ramah lingkungan, bahan-bahan tersebut terbilang sangat cocok dengan iklim tropis yang ada di Indonesia.

"Bahan-bahan yang saya gunakan pada Kromo cocok untuk iklim Indonesia, karena tidak panas dan bisa bernapas," ujar desainer muda ini.

Meski kedua lini desain memiliki arwah yang sama yakni minimalis, khas garis rancangannya, Kromo terbilang lebih sederhana dibandingkan Kraton. "Kalau Kromo itu lebih simple, istilahnya potong lalu jahit," kata dia.

Meski dibilang produk ready to wear, Auguste yang dikenal sebagai perancang yang memperhatikan kesempurnaan ini tidak memercayai teknik produksi massal. "Baik Kraton maupun Kromo memiliki eksekusi yang sama baik, tapi finishing-nya berbeda. Kromo pun belum bisa dibilang industrial karena saya sampai saat ini belum percaya mass production," ujarnya.

Menurut dia, Kromo dibuat untuk generasi yang lebih muda dibandingkan pelanggan-pelanggan Kraton yang mayoritas berusia di atas 40 tahun.

"Klien saya itu kebanyakan usia 50 tahun ke atas yang bentuk badannya sudah berbeda. Jadi, Kraton itu dibuat untuk membuat ilusi bentuk badan yang lebih baik. Sedangkan Kromo itu berjiwa lebih muda, jahitannya saja lebih minimalis, kadang kalau bisa hanya ada satu atau dua jahitan saja dalam satu baju," tuturnya.

Terkenal sebagai desainer yang selalu mengekplorasi kekayaan alam untuk diolah menjadi produk fashion, ia pun menginginkan semua lini desainnya menghasilkan eco product. "Cita-citanya ke eco product, tapi sekarang masih mahal, jadi pelan-pelan saja," ujarnya. (art)

Pro Kontra Baekhyun EXO Gelar Kafe Ulang Tahun: Perayaan atau Peluang Bisnis?
Kecelakaan Pesawat Japan Airlines di Bandara Haneda Tokyo Jepang

10 Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan Sepanjang Masa, Tewaskan 53.500 Nyawa

Ironisnya, dunia sejauh ini telah menyaksikan kecelakaan udara yang melibatkan 540 pesawat di tujuh benua hingga tiga samudera, yang mengakibatkan hilangnya 53.500 nyawa.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024