Ada Pengawas Pemilu yang Diancam Dibunuh

VIVAnews - Rapat Koordinasi Nasional Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu) telah usai. Koordinasi tiga aparat penegak hukum pidana Pemilu itu menyepakati mengedepankan prisip efektifitas kerja, yakni, cepat, tepat dan produktif.

"Indikator produktivitas, tiap bulan setidaknya sepuluh kasus ditindaklanjuti oleh pengawas propinsi," kata Ketua Badan Pengawas Pemilu Nur Hidayat Sardini di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 11 Februari 2009.

Menurut Nur, Pengawas lebih senang jika tidak ada pelanggaran. Akan tetapi, realitas pemilu 1999 dan 2004 serta pemilihan kepala daerah yang berlangsung sejak 2005 hingga 2008, sarat pelanggaran. "Sering dipertanyakan bagaimana kinerja panitia pengawas di lapangan," kata Nur.

Karena itu, Pengawas bertekad serius menunjukkan kinerja. Menurut dia, selama ini delapan puluh persen kasus berasal dari temuan, bukan laporan. "Ini menunjukkan kami tidak tidur," katanya.

Bahkan kerja keras Pengawas Pemilu itu sering pula dibalas intimidasi. Misalnya, panitia pengawas Nias Selatan, digugat hukum setelah menertibkan alat peraga kampanye. Di Wonosobo, ada anggota panitia pengawas tidak berani masuk kerja. "Karena diteror akan dibunuh pasca penertiban spanduk kampanye," ujar Nur Hidayat.

Terpopuler: Jeritan Shin Tae-yong, China dan Korsel Telah Tiba
Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur

AKBP Syukur: Situasi Paniai Kondusif Usai Ada Serangan dari OPM

Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur mengatakan saat ini kondisi di wilayah Paniai sudah kondusif usai Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan penyerangan terhadap petugas.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024