VIVAnews – Kendati Jusuf Kalla sudah menyatakan siap maju ke pemilihan presiden, keputusan resmi partai yang mengesahkannya menjadi calon presiden diperkirakan tidak mungkin sebelum pemilihan legislatif.
“Pak Kalla itu masih taat asas. Dia tidak mau mendahului Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Khusus,” kata Syamsul Maarif, Ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI). SOKSI adalah organisasi sayap pendiri Partai Golkar.
Forum Rapimnas Oktober 2008 telah memutuskan mekanisme penentuan calon presiden dan wakil presiden. Yaitu dijaring melalui usulan daerah. Selanjutnya disurvei. Siapa yang paling banyak dukungan, dialah yang dinominasikan sebagai calon presiden di Rapimnas Khusus. Rapat itu diselenggarakan setelah pemilihan 9 April.
Pertimbangan partai ini mengumumkan nama calon usai pemilihan legislatif adalah untuk melihat dulu hasil perolehan suara. Bila dapat mengumpulkan 20 persen suara, maka mengajukan sendiri kandidat presiden. Sedangkan bila tidak mampu menggapainya, maka diputuskan berkoalisi dengan partai lain untuk meraihnya.
Syamsul mengatakan sebagai pimpinan partai, Kalla otomatis terikat dengan mandat Rapimnas Oktober 2008.
Kesiapan Kalla dicalonkan menjadi presiden disampaikan di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat 20 Februari 2009. Kesanggupan Kalla itu setelah mendapat desakan dari para Ketua Dewan Pimpinan Daerah yang datang ke rumah Kalla di Menteng, Jakarta Pusat, sehari sebelumnya.
Bertemu SBY, Sudaryono Dapat Restu Demokrat Maju Jadi Jateng 1?
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono mendapatkan undangan khusus dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menonton voli.
