VIVAlife - Beberapa kasus pada osteoporosis kerap disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium dan protein dalan tubuh. Selain itu juga pola hidup tidak sehat, hingga kurangnya paparan sinar matahari sebagai sumber vitamin D terbaik. Nyatanya, osteoporisis lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria.Tentu ini menjadi kasus yang berbeda.
Menjawab pertanyaan ini, Dr dr Fiastuti Witjaksono yang merupakan seorang ahli gizi menjelaskan, kepadatan tulang pada wanita memang lebih cepat mengalami kemunduran, yakni pada usia 30-an. Sedangkan pada pria, akan terjadi seiring perningkatan usia, yakni usia 50 tahun.
"Osteoporosis pada wanita lebih cepat terjadi karena mereka hamil dan menyusui. Saat dalam kondisi hamil, janin membutuhkan kalsium yang dikonsumsi oleh ibu untuk membentuk tulang si janin," jelasnya.
Artinya, selain menopause, faktor kehamilan dan menyusui juga menjadikan ketidakseimbangan pada tubuh. Ini yang juga menjadi faktor cepatnya laju osteoporosis. Sedangkan pria cenderung lebih stabil, kecuali jika mereka memiliki kebiasaan merokok, terlalu banyak mengonsumi minuman beralkohol, serta gangguan kesehatan lain, seperti gangguan yang menyebabkan hilangnya kalsium melalui urin.
Risiko hilangnya kalsium ini juga berkaitan dengan risiko ginjal. Walau osteoporosis pada pria masih masih dalam proses penelitian, tak ada salahnya jika mulai hari ini lebih memahami pentingnya menjaga kepadatan tulang.
"Osteoporosis tidak memiliki gejala apapun seperti sakit nyeri atau tulang mengecil. Ini kerap disebut sebagai silent disease. Namun bisa berakibat fatal, jika tidak diatasi dengan baik," tambah Fiastuti. (umi)
Epy Kusnandar Ditahan Narkoba, Akun Instagram Tetap Aktif, Istri Klarifikasi: "Saya yang Pegang"
Karina Ranau akhirnya memberikan klarifikasi melalui akun Instagram sang suami. Ia menjelaskan bahwa akun tersebut dikelolanya, dan Epy tidak memiliki akses ke ponselnya.
