Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVAnews - Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Edi Ganefo, mengungkapkan harga properti non subsidi tahun ini bakal naik sekitar 5-10 persen. Kenaikan itu wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan Tarif Dasar Listik (TDL) pada tahun ini.
"Tapi semua itu mudah-mudahan tidak mengagetkan baik pengembang maupun pihak lainnya," kata Edy di JCC Senayan Jakarta, Sabtu 2 Februari 2013
Harga properti bersubdisi tidak naik, karena penentuan harganya tunduk pada ketentuan pemerintah. Edy memperkirakan bisnis property di tahun 2013 bakal menjadi tahun balas dendam setelah bisnis itu di tahun 2012 kurang menggembirakan.
"Karena tahun kemarin tahun hancur-hancuran jadi 2013 tahun balas dendam dan 2014 tahun antisipasi sehingga harus kejar sebanyak-banyaknya KPR," katanya.
Menurutnya pelaku bisnis properti harus bekerja di atas standar. "Artinya tidak ada lagi wawancara atau akad KPR yang ditunda-tunda yang dibatasi jumlahnya supaya bisa kita kejar 2013 ini menjadi tahun perumahan Indonesia."
Hal itu juga untuk mengantisipasi ketidakpastian di tahun 2014. Sebab, ada dua pemilu akbar, yakni pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif.
"Kami belum tahu ke depan akan seperti apa. Makanya kami jual dan kita produksi sebanyak-banyaknya tahun ini sehingga kalau tahun 2014 properti tidak bagus, kita sudah bisa antisipasi," jelas Edy. (ren)
Halaman Selanjutnya
Menurutnya pelaku bisnis properti harus bekerja di atas standar. "Artinya tidak ada lagi wawancara atau akad KPR yang ditunda-tunda yang dibatasi jumlahnya supaya bisa kita kejar 2013 ini menjadi tahun perumahan Indonesia."