- REUTERS/Toru Hanai
VIVAnews - Pasar saham di bursa Asia rata-rata dibuka melemah pada awal perdagangan Jumat, 15 Februari 2013. Keberanian investor untuk mengambil risiko menurun, menyusul kelesuan di bursa Wall Street pada perdagangan Kamis.
Selain itu, data pertumbuhan ekonomi di zona euro yang lemah ikut memengaruhi pasar saham di kawasan regional itu.
Seperti diberitakan CNBC, negara-negara zona euro masih tergelincir dalam resesi dalam tiga bulan terakhir 2012, setelah kekuatan ekonomi terbesar, Jerman dan Prancis, juga menyusut tajam pada akhir tahun lalu.
Indeks Nikkei di bursa Jepang terseret turun oleh saham-saham perusahaan eksportir, karena tren penguatan yen. Indeks acuan itu melemah 66,37 poin atau 0,59 persen menjadi 1.1240,91 poin pada perdagangan Jumat pagi.
Wall Street Bervariasi
Sementara itu, saham-saham di bursa AS cenderung bervariasi pada akhir transaksi Kamis waktu New York atau Jumat dini hari WIB. Namun, sebagian investor mengungkapkan beberapa alasan untuk tetap mendorong harga lebih tinggi.
Seperti diberitakan Reuters, indeks S&P 500 sempat mencatat level intraday tertinggi sejak November 2007 pada sesi perdagangan Rabu. Beberapa katalis positif menunjukkan reli masih berpotensi berlanjut.
Indeks S&P 500 berada pada tren untuk meraih penguatan tiga hari berturut-turut, meskipun kenaikan tidak lebih dari 0,2 persen. Sejak awal tahun ini, indeks S&P 500 sudah naik lebih dari enam persen.
Pada akhir transaksi Kamis waktu New York, indeks Dow Jones industrial average turun 9,52 poin (0,07 persen) menjadi 13.973,39. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 1,05 poin (0,07 persen) ke posisi 1.521,38, dengan Nasdaq Composite Index menguat 1,78 poin (0,06 persen) ke level 3.198,66. (art)
Suara Nasdem Naik Ilegal di Dapil IX Jawa Barat, Gerindra Minta Pemilu Ulang di 53 Kecamatan
Partai Gerindra meminta kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memerintahkan KPU RI melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 53 Kecamatan pada Kabupaten Majalengka dan K
