Izin Mulai Bisnis di Indonesia Masih Sulit

VIVAnews - Direktur USAID Indonesia, Walter North menilai kondisi iklim bisnis di Indonesia masih buruk. Setidaknya, untuk memulai bisnis di Indonesia saja masih sulit.

Hal itu dingkapkan North terkait laporan doing business Indonesia. Menurut dia, peringkat Indonesia justru jatuh dari posisi 167 untuk kemudahan memulai usaha menjadi peringkat 171.

Peringkat ini mengindikasikan bahwa Indonesia adalah adalah salah satu di antara negara-negara yang terburuk untuk memulai bisnis dalam perekonomian dunia.

North menilai seperti ditekankan dalam survei tahunan doing business yang dilakukan oleh IFC. Menurut dia, penyebabnya adalah Indonesia memiliki iklim regulasi yang lemah untuk memulai usaha.

Ini, katanya, direfleksikan oleh data yang mengukur tingkat kesulitan regulasi dan prosedur yang dihadapi oleh perusahaan medium dalam negeri untuk mendirikan dan mendaftarkan perusahaan.

Namun, dia mengakui Indonesia memang menunjukkan perbaikan soal jumlah hari untuk memulai bisnis, yaitu 105 hari pada 2008 menjadi 76 hari pada 2009. Namun demikian, ujar North, ini masih jauh dari negara tetangga seperti Malaysia yang hanya butuh 9 hari, Thailand 8 hari, dan Laos hanya 8 hari.

Begitupun dari segi biaya perkiraan pendirian. Menurut dia, di Indonesia masih butuh 78 persen dari rata-rata pendapatan perkapita, Thailand hanya 5 persen dan Malaysia hanya 15 persen. "Biaya yang dikeluarkan ini menjadikan Indonesia tidak kompetitif," katanya.

Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Lagi Sementara
Pemain Timnas Indonesia U-23  Muhammad Ferarri

Ungkapan Kecewa Muhammad Ferarri Golnya Dianulir Wasit

Muhammad Ferarri mengaku sangat kecewa karena gol yang dia cetak ke gawang Timnas Uzbekistan dianulir wasit asal China Shen Yinhao

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024