- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Ratusan kios yang berada di kawasan Pasar Genuk, Jalan Genuksari, Semarang, Jawa Tengah, habis terbakar, Jumat dinihari, 1 Maret 2013. Pedagang merugi ratusan juta rupiah.
Sejumlah pedagang sebenarnya sudah disiapkan pasar tidak jauh dari lokasi pasar Genuk. Namun, mereka enggan untuk pindah dan akhirnya pasar terbakar.
"Sudah ada pasar Banjardowo nggak jauh dari sini. Baru sebagian yang digunakan, tapi saya belum tahu mau ke sana atau tidak, karena pelanggan sudah terlalu banyak di sini. Makanya masih berpikir, tapi kok keburu terbakar," kata seorang pedagang yang enggan disebut namanya.
Suwartono, salah satu warga mengatakan, api cepat menjalar seiring hembusan angin yang begitu kencang. Ia dan puluhan warga lainnya tidak mampu memadamkan api yang terus membesar.
"Saya perkirakan ada 200 kios, tapi bisa saja lebih. Soalnya semua kios ludes," kata Suwartono di Semarang, Jumat.
Para pemilik kios yang datang ke lokasi kebakaran berusaha menyelamatkan barang dagangan mereka yang masih bisa diselamatkan. Pedagang yang memiliki kios di bagian luar pasar, juga terlihat panik karena was-was api akan menjalar ke tempat mereka itu.
"Saya berkali-kali menghubungi pemadam kebakaran, tapi gagal terus. Saya telepon PLN dulu untuk memadamkan listrik di sekitar sini," kata Romadhon, salah seorang warga yang tinggal di dekat pasar.
Setelah menunggu sekian lama, 10 mobil pemadam kebakaran akhirnya datang dan berhasil memadamkan api.
Setelah api padam, pemilik kios mencari sisa-sisa barang dagangan mereka. Sementara itu, warga yang hendak berbelanja ke pasar tampak kebingungan melihat lokasi yang sudah ludes terbakar. Mereka hanya bergerombol di sekitar lokasi.
Kepala Kantor Kecamatan Genuk, Sumarjo, mengatakan, hingga kini jumlah kerugian yang diakibatkan kebakaran belum bisa dipastikan. "Belum bisa dipastikan, tapi kemungkinan mencapai ratusan juta rupiah," jawabnya singkat. (art)
DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal
Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.
