Hubungan Terlalu Intim Rusak Kehidupan Seks?

Sumber :

VIVAlife - Kedekatan dengan pasangan merupakan dasar setiap hubungan yang solid. Tetapi, keintiman emosional yang dalam dan berlangsung dalam jangka panjang dipercaya sebagai faktor perusak kehidupan seks. Benarkah?

Seorang pakar hubungan dan seks dan penulis The Erotic Mind, Jack Morin  mengeksplorasi bagaimana sebuah keintiman menghancurkan kehidupan seks pasangan ketimbang merekatkannya. Alasannya sederhana, perbedaan jauh lebih menarik dari persamaan.

Indonesia Hadapi Pertahanan Kokoh Uzbekistan di Piala Asia U-23

Orang yang menganggap pasangan sebagai cinta sejati membuat mereka ingin bersama sebagai satu kesatuan. Akibatnya hal ini menetralisir kimia seksual yang mencipta gairah. Morin menyatakan, mitra sebaiknya dipandang sebagai individu, ketimbang sebagai separuh jiwa agar tetap dapat saling mengagumi.

"Secara emosional menyatu membuat Anda pada satu titik kehilangan identitas dan kehilangan minat pada pasangan," ucapnya seperti dimuat Daily Mail.

Pasangan yang terlalu nyaman dan sangat akrab satu sama lain, akan mematikan bagi kehidupan asmara. Sementara perbedaan yang sehat membuat pasangan tetap terhubung.

Kisah Nyata di Balik Rumah Bagus Pasukan Tengkorak dan Hadiah 5 Miliar dari Jenderal TNI Maruli

"Anda tak perlu harus satu kata pada satu hal atau melakukan hal-hal bersama. Pasangan yang sehat bukan menyatu tapi saling melengkapi," katanya. 

Morin percaya gairah tetap membara saat ada campuran tepat antara kecemasan yang bisa ditoleransi dan tantangan. Sesekali saling berjauhan dan melakukan hal-hal yang berbeda akan menumbuhkan daya tarik pada masing-masing pasangan.

Ingin memperbaiki kehidupan seks Anda dan pasangan? Lakukan perubahan segera. "Saya belum pernah melihat pasangan yang mampu membangun kembali hubungan seksual setelah mereka berhenti berpikir erotis satu sama lain selama lima tahun atau lebih," ujar Morin memperingatkan.

Ilustrasi kakek dan cucu

When Does Someone Become Old? Scientists Reveals the Fact

A recent study found that we tend to perceive old age as starting later than before, although this trend may not be consistent.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024