Sumber :
- ANTARA/Ho
VIVAnews
– Tim investigasi gabungan TNI Angkatan Darat dan Polri mencari tahu siapa pelaku yang menggerakkan 90 anggota Batalyon Armed 15/105 Tarik Martapura untuk menyerang Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) di Sumatera Selatan, Kamis 7 Maret 2013.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, tim investigasi gabungan tengah mengintensifkan pemeriksaan terhadap 31 anggota Batalyon Armed 15/105. “Laporan terakhir dari KSAD, 31 anggota diperiksa intensif,” kata Panglima TNI di Bandung, Rabu 13 Maret 2013.
Baca Juga :
Kunjungan Kerja ke Ciamis, PT Minarak Banyumas Gas Melaksanakan Komitmen Eksplorasi Migas
Tak Ada Perintah Serang
Panglima TNI juga mengatakan, aksi penyerangan ke Mapolres OKU tidak dikomandoi oleh komandan satuan Armed setempat. “Saya sudah panggil Danyonnya (Komandan Batalyon). Ia menyatakan ada di markas (saat penyerangan terjadi),” ujar Agus.
Menurutnya, pihak Batalyon Armed 15/105 hanya mengetahui anak buahnya pergi ke Mapolres OKU untuk unjuk rasa damai guna menanyakan kasus penembakan rekan mereka Januari lalu. Danyon tidak tahu jika aksi demonstrasi itu kemudian berubah menjadi kerusuhan besar yang berujung pada pembakaran Mapolres dan penusukan terhadap beberapa anggota polisi.
“Komandan Batalyon sudah berusaha mencegah (aksi unjuk rasa), tapi tidak bisa dicegah karena anak-anak (anggota Batalyon) ingin unjuk rasa. Awalnya mereka ingin menanyakan perkembangan kasus secara damai,” ujar Agus.
Unjuk rasa dilakukan terkait penanganan Polres atas pelaku penembakan terhadap rekan mereka, Pratu Heru Oktavianus, hingga meninggal. Heru tewas ditembak oleh polisi lalu lintas dari Polres OKU, Brigadir Bintara Wijaya, pada Januari 2013. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Panglima TNI juga mengatakan, aksi penyerangan ke Mapolres OKU tidak dikomandoi oleh komandan satuan Armed setempat. “Saya sudah panggil Danyonnya (Komandan Batalyon). Ia menyatakan ada di markas (saat penyerangan terjadi),” ujar Agus.