- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVAnews – Tiga mahasiswa tewas dalam kegiatan pendidikan caving yang digelar Federasi Speleologi Indonesia di Gua Seropan II, Dusun Serpeng, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa malam 19 Maret 2013.
Dari 20 peserta pelatihan, hanya 17 yang berhasil diselamatkan, sedangkan 3 lainnya tewas di dalam gua yang terendam air akibat hujan lebat. Ketiga korban tewas adalah Dian Putri Permatasari dari kelompok pencinta alam Matala Biogama Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hevin Paharisa dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Ganang Samodra dari Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
“Semua korban berhasil dievakuasi meski proses evakuasi cukup lama akibat medan yang cukup berat dan ekstrem dengan kondisi gua gelap,” kata Koordinator Operasi Search and Rescue (SAR) DIY, Aris Widodo, Rabu 20 Maret 2013.
Menurutnya, regu penolong harus menunggu debit air di dalam gua turun untuk mengevakusi korban. Seluruh korban tewas berhasil dievakuasi dari dalam gua pada pukul 01.00 WIB dini hari tadi dan langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari untuk diidentifikasi.
Selanjutnya ketiga korban tewas dibawa pulang oleh keluarganya masing-masing. “Semua korban sudah diambil oleh keluarga dan dibawa ke rumah duka masing-masing untuk disemayamkan dan dimakamkan,” kata Aris.
Tewasnya salah satu mahasiswi UGM dalam acara pelatihan caving ini sudah diterima oleh pihak univeristas. Dian Putri Permatasari merupakan mahasiswi Fakultas Biologi UGM angkatan 2010. Jenazah Dian akan dimakamkan pukul 14.00 WIB siang ini dari rumah duka di Karangkajen, MG III/316 RT 38 RW 10, Kota Yogyakarta.
“Segenap civitas akademika UGM sangat kehilangan Dian. Kami turut bela sungkawa. Semoga keluarga diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini dan semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan,” kata Kepala Bidang Humas UGM, Wiwik Wijayanti.
Waspada Cuaca Panas di Indonesia, Berikut 5 Tips untuk Menghadapi Cuaca Ekstrem
Sebuah gelombang panas telah terjadi di Asia Tenggara dalam beberapa waktu terakhir, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
