- VIVAnews / Renne Kawilarang
VIVAlife - Bila ingin membangun jasa transportasi air yang baik, Jakarta tampaknya harus belajar dari Sydney. Kota terbesar di Australia itu telah menerapkan sistem layanan transportasi air yang baik, aman, dan nyaman.
Selain layanan bus, kereta, dan monorel, di Sydney juga terdapat kapal-kapal feri yang dapat diandalkan para warganya. Bahkan kapal-kapal feri belakangan turut menjadi moda transportasi favorit bagi para turis saat mengunjungi beberapa tempat wisata khas kota itu, seperti Opera House, Harbor Bridge, Manly, National Maritime Museum, dan lain-lain.
Sebagian besar kapal-kapal penumpang itu dikelola oleh Sydney Ferries, yang merupakan perusahaan milik pemerintah negara bagian New South Wales. Berdiri sejak 1875, Sydney Ferries kini membawa lebih dari 14 juta penumpang setiap tahun ke beberapa tujuan di sekitar Sydney Harbour dan Sungai Parramatta.
Kapal-kapal yang dikelola Sydney Ferries itu bertingkat dua dengan ruang penumpang yang luas. Selama perjalanan, penumpang bisa menjelajah Internet dan mengunjungi laman-laman media sosial dengan memanfaatkan sambungan wi-fi gratis, walau hanya sampai 30 menit dengan volume data yang terbatas.
Harga tiket feri di Sydney terbagi dua katagori, tergantung pada jarak. Untuk sekali jalan bagi penumpang dewasa, bila berjarak di bawah 9 km dari pelabuhan keberangkatan ke pelabuhan tujuan, harganya AU$5,80, dan AU$11,60 untuk pulang pergi.
Namun untuk yang berjarak lebih dari 9 km, harganya lebih mahal, yaitu AU$7,20 untuk sekali jalan dan AU$14,40 untuk pulang pergi. (eh)
Para penumpang kapal feri terpesona dengan obyek wisata di Kota Sydney
Transportasi air di Kota Sydney
Kapal-kapal kecil di Sungai Parramatta, Sydney
Pemandangan Sydney Opera House dari kapal feri
Para penumpang kapal feri di Sydney
AKBP Syukur: Situasi Paniai Kondusif Usai Ada Serangan dari OPM
Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur mengatakan saat ini kondisi di wilayah Paniai sudah kondusif usai Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan penyerangan terhadap petugas.
