Pilot Lion Air Merasa 'Terseret' Angin

Lion Air yang tercebur ke Laut Bali.
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVAnews -
Pemanasan Global Ancam Pendidikan Anak-anak di Asia
Penyebab kecelakaan pesawat Lion Air di Bali, Sabtu 13 April 2013 masih jadi teka-teki. Namun, sumber
Reuters
Sindir Netizen Lewat Unggahan Bareng Baby L, Rizky Billar Bilang Apa?
menjabarkan kesaksian pilot tentang proses pendaratan yang gagal tersebut.

Gerindra Siapkan 4 Nama Ini di Pilkada Jakarta

Dikutip Senin 15 April 2013,
Reuters menulis, Pilot Lion Air, Captain Mahlup Ghozali yang berusaha mendaratkan Boeing 737 800 NG, tapi malah 'terseret' angin, hingga jatuh di laut. Untungnya, 108 penumpang dan kru selamat dalam kecelakaan ini.

Menurut sumber itu, sesaat pesawat Lion Air akan mendarat, kopilot Lion Air, Chirag Calra, tiba-tiba tidak lagi melihat runway akibat hujan yang deras. Kopilot asal India dengan jam terbang 2.000 jam untuk Boeing 737 itu, semula yang bertugas melaksanakan pendaratan tersebut.

Sejurus kemudian, Kapten Ghozali yang sudah punya 15.000 jam terbang itu, mengambil alih kendali pesawat. Karena tak bisa melihat lampu runway, Kapten Ghozali memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan melakukan "go around," sebuah prosedur standar pembatalan pendaratan yang harus dikuasai semua pilot.

Namun, Kapten mengungkapkan kepada pejabat, pesawat jenis terbaru 737 itu bukannya naik ke atas, tapi malah 'terhisap" tak terkontrol. Di antara ketinggian 400 dan 200 kaki, kedua pilot menggambarkan bagaimana mereka berusaha menembus sesuatu yang mereka gambarkan sebagai 'dinding air' (wall of water), demikian diungkapkan sumber Reuters.

"Kapten mengaku dia bermaksud kembali mengangkat pesawat, tapi dia merasa pesawat yang dia piloti malah terseret angin dan hujan ke bawah. Itulah mengapa pesawat kemudian jatuh ke laut," kata sumber yang mengaku mendengar kesaksian kru.

Dia menambahkan, saat kejadian, ada hujan datang dari arah Timur ke Barat. "Hujan yang sangat deras."
Cara Menyimpan Air Susu Ibu (ASI)

Tentang Metode Freeze Drying ASI, Ini Tanggapan IDAI

Metode freeze-drying atau pembekuan ASI menjadi bubuk dilakukan dengan tujuan memperpanjang masa simpan ASI dari 6 bulan menjadi 3 tahun dengan alasan efisiensi penyimpan

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024