Ditangkap Densus, Keponakan Ba'asyir Pernah Bergabung di JAT

Rumah Nuim Ba'asyir di Solo
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews -
Keponakan Abu Bakar Ba'asyir yang ditangkap Datasemen Khusus Anti Teror 88, Nu'im Ba'asyir, terungkap pernah bergabung dengan organisasi Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Dua tahun lalu, dia kemudian keluar dari organisasi pimpinan pamannya itu.


Adik kandung Nu'im Ba'asyir, Fauzi mengungkapkan kakaknya mundur dari JAT karena berbeda sikap sehingga lebih memilih untuk berada di luar organisasi. "Urusan Nu'im ke JAT sudah tidak ada. Komando dari JAT juga sudah lepas," kata Fauzi ketika ditemui di depan rumah Nu'im Ba'asyir yang beralamat di RT 3 RW 4 Joyontakan, Joyorusan, Pasar Kliwon, Solo.


Nu'im ditangkap Densus 88 pada Selasa sore, 14 Mei 2013. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari polisi mengenai alasan penangkapan Nu'im.


Sehari-hari, Nu'im pernah bekerja sebagai tukang ketik. Sesudah itu, dia guru honorer mata pelajaran komputer di sebuah sekolah dasar. "Dia lulusan D3 Komputer STIE AUB Surakarta," jelas Fauzi.


Karena gajinya tidak naik-naik, Nu'im memutuskan berhenti jadi guru honorer. Selanjutnya, dia menjadi tukang ketik di jasa pengetikan di Jakarta, tepatnya di kawasan kampus UI Depok.

Kaum Mendang-mending Jangan Kaget dengan Harga Mobil Listrik BMW i5, Incar Pejabat dan Sultan

Setelah beberapa bulan bekerja di sekitar kampus UI, ia sempatĀ  pulang ke ke rumahnya di Solo untuk menyelesaikan order pembuatan skripsi yang belum selesai. Pasalnya, banyak mahasiswa semester atas yang mempercayakan pengerjaan skripsi kepada Nu'im.
Cak Imin Titipkan 8 Agenda Perubahan ke Prabowo-Gibran, Apa Saja?


Rizky Nazar Menyayangkan Video Tengah Ngobrol dengan Salshabilla Adriani Diedit Oknum
"Bulan-bulan seperti ini kan banyak yang mau wisuda, jadi order skripsi itu harus segera diselesaikan. Selain menerima order pengerjaan skripsi, dia juga menerima order olah data," Fauzi menerangkan.

Terkait penangkapan Nu'im, Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono, mengatakan bahwa pihak keluarga belum menerima surat penangkapan dari Densus maupun kepolisian. Keluarga berharap supaya Nu'im diperlakukan dengan baik, mengingat yang bersangkutan menderita sakit pernapasan sejak puluhan tahun lalu.


"Kalau merasakan sakit, jangan sampai pihak Densus memaksakan untuk tetap melakukan penyidikan terhadap Nu'im. Apalagi obat yang biasanya dikonsumsi tidak ikut serta dibawa," paparnya. (kd)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya