Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews -
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk telah menghabiskan investasi hingga Rp1,9 triliun dalam kurun tiga tahun terakhir untuk membangun infrastruktur teknologi, termasuk menghubungkan kantor pusat dengan berbagai unit BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, Selasa malam 4 Juni 2013, mengungkapkan, sejak 2006, BRI telah membangun sistem informasi secara mandiri untuk memenangkan persaingan dalam industri perbankan. Pada waktu itu, hanya segelintir kantor cabang BRI yang sudah
online.
Ia menjelaskan, saat ini BRI telah memiliki 3.000 unit ATM dan transaksi elektronik seperti
e-banking
yang meningkat pesat hingga 11 juta per hari. Ia pun menilai, dengan menggunakan teknologi informasi, nasabah lebih mudah untuk memperoleh informasi, komunikasi, dan transaksi perbankan melalui ATM,
phone banking
, dan
mobile phone
.
"Faktanya, dengan beragam investasi, pertumbuhan laba kami terus tumbuh secara signifikan," ungkap Sofyan.
Sekadar informasi, sepanjang tiga bulan pertama 2013, laba BRI mencapai Rp5,01 triliun atau naik 18,76 persen dibanding periode sama 2012 sebesar Rp4,22 triliun.
Dalam laporan keuangan perusahaan, posisi rasio kecukupan modal perusahaan (CAR) hingga kuartal I-2013 berada di posisi 17,91 persen, dengan struktur permodalan sebesar 94 persen atau masih merupakan TIER 1 capital.
Sementara itu, biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) turun menjadi 60,46 persen. Pengembangan jaringan unit kerja BRI juga meningkat dari 8.123 kantor pada kuartal I-2012, menjadi 9.084 kantor pada kuartal I-2013.
Untuk
e-channel
yang meliputi ATM, KiosK, CDM, E-Buzz, dan EDC, BRI melaporkan adanya peningkatan pesat dari 41.033 unit pada kuartal I-2012, menjadi 63.940 unit pada kuartal I-2013. (art)
Halaman Selanjutnya
Ia menjelaskan, saat ini BRI telah memiliki 3.000 unit ATM dan transaksi elektronik seperti