Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Cadangan devisa Indonesia belakangan ini menyusut. Hingga akhir Juni 2013, jumlahnya US$98,1 miliar, jauh di bawah Mei lalu yang sebesar US$105,2 miliar.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk, Ryan Kriyanto, mengungkapkan turunnya cadangan devisa disebabkan tiga faktor. Antaranya, untuk pertama pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah, kedua pemenuhan kewajiban BUMN untuk pembayaran impor bahan baku, dan ketiga intervensi Bank Indonesia untuk meredam pelemehan nilai tukar.
Tidak hanya itu, Ryan juga memperkirakan posisi cadangan devisa yang saat ini sebesar US$98 miliar masih aman karena bisa memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 5,4 bulan ke depan.
"Yang terpenting BI bisa menjaga kebutuhan dolar AS di sepanjang waktu agar depresiasi nilai tukar tidak makin liar, dan kepercayaan pasar tetap dpt dijaga," ujarnya.
Sementara untuk meningkatkan jumlah cadangan devisa, menurut Ryan ada beberapa yang bisa dilakukan Bank Indonesia, salah satunya dengan mengurangi impor barang konsumsi dan reschedule pembayaran utang luar negeri pemerintah maupun swasta jika memungkinkan.
"Kedepan, BI juga dapat menciptakan iklim investasi yang baik agar FDI masuk dan bertahan di dalam negeri," ungkap Ryan. (ren)
Halaman Selanjutnya
Tidak hanya itu, Ryan juga memperkirakan posisi cadangan devisa yang saat ini sebesar US$98 miliar masih aman karena bisa memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 5,4 bulan ke depan.