Kenaikan Harga Emas Dunia Merembet ke Dalam Negeri

VIVAnews - Harga emas di pasar Amerika Serikat mengakhiri sesi perdagangan Selasa waktu setempat dengan penguatan. Dikutip dari laman Forbes, Rabu 10 Juli 2013, laju inflasi di China dan faktor teknis telah mendorong berlanjutnya kenaikan harga logam mulia tersebut. 

Meski dolar AS menunjukkan pergerakan positif, kondisi itu tidak membatasi penguatan harga emas dan komoditas lain, seperti perak pada penutupan perdagangan Selasa. 

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$6,70 pada posisi US$1.241,60 per ounce. Emas di pasar spot juga diperdagangkan menguat US$6,10 ke level US$1.243,75. 

Sementara itu, di divisi Comex, perak untuk pengiriman September diperdagangkan naik US$0,082 menjadi US$19,12 per ounce. Harga emas bergerak positif karena didorong berita bahwa tingkat laju inflasi di China sedikit memanas untuk Juni. 

Indeks Harga Konsumen di China untuk Juni naik menjadi 2,7 persen, dibandingkan Mei yang tercatat 2,1 persen, dan di atas perkiraan konsensus sebelumnya sebesar 2,5 persen. Tentunya, emas dan komoditas lainnya secara tradisional digunakan sebagai lindung nilai terhadap tekanan inflasi. 

Kerusuhan sipil di Mesir juga masih menjadi masalah untuk pasar emas dunia. Sebab, krisis tersebut bisa cepat berkembang dan menyebar ke negara-negara lain di Timur Tengah.

Situasi itu membuat emas kembali diminati sebagai safe haven bagi investor yang kesal dengan kisruh di Mesir.