Sumber :
- Wikimedia Commons / People's Republic of Poland
VIVAnews
- Pada 69 tahun yang lalu, rakyat Polandia bangkit memberikan perlawanan sengit kepada pasukan Nazi Jerman, yang telah menjajah negeri mereka selama hampir lima tahun. Gerakan itu berupaya merebut kembali ibukota Polandia dari penguasaan Jerman, sehingga dikenal dengan sebutan "Perlawanan Warsawa."
Menurut stasiun berita BBC, pada 1 Agustus 1944 pukul 5 sore waktu setempat, milisi perlawanan Polandia memberikan sinyal kode "Tempest" (badai). Tak lama kemudian terdengar sejumlah ledakan dan tembakan senjata di Warsawa, pertanda dimulainya perlawanan.
Milisi perlawanan merasa tanggal itu merupakan waktu yang tepat untuk melancarkan operasi. Pasalnya, saat itu, pasukan Jerman menunjukkan gelagat bersiap mundur dari Warsawa setelah mengalami kekalahan beruntun dari Uni Soviet. Pasukan Merah memukul mundur Jerman dari negara-negara Baltik, Belorussia, dan bagian barat Polandia.
Setelah mendengar pasukan Soviet mendekati Warsawa, milisi Polandia pimpinan Jenderal Tadeusz "Bor" Komorowski merasa sudah menemukan momentum untuk mengusir Jerman. Maka, dia mengerahkan 40.000 tentara - termasuk 4.000 perempuan. Namun, milisi perlawanan hanya punya 2.500 pucuk senjata dan amunisi yang terbatas.
Sempat terkejut dengan serangan mendadak dari milisi perlawanan Polandia, militer Jerman memulai membalas pada 5 Agustus 1944. Bahkan komandan militer Jerman saat itu memerintahkan "sapu bersih," artinya warga Polandia pun patut dihabisi. Para perempuan Polandia ditangkap dan dijadikan "perisai hidup" di sekeliling tank-tank Jerman.
Baca Juga :
Rizky Febian dan Mahalini Bakal Nikah, Ketua MUI Ungkap Hukum Pria Muslim Nikahi Wanita Non Muslim
Tokoh Bali Ngurah Harta Pastikan Bali Aman, Siap Selenggarakan World Water Forum ke-10
Tokoh masyarakat Bali, I Gusti Ngurah Harta, memastikan Bali siap menggelar World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-25 Mei 2024.
VIVA.co.id
4 Mei 2024
Baca Juga :