Sumber :
- Wikimedia Commons / Arizona Historical Society
VIVAnews
- Pada 127 tahun lalu, kepala suku Indian Apache menyerah ke pasukan AS. Selama 30 tahun, Geronimo berjuang memimpin sukunya dalam mempertahankan wilayah mereka dari ekspansi Amerika. Suku Apache pun, untuk tujuan yang sama, juga berperang melawan Meksiko.
Menurut
The History Channel
, setelah puluhan tahun bertempur, Geronimo merasa sudah lelah. Pasukannya pun kalah jumlah. Maka, pada 4 September 1886, dia secara resmi menyatakan menyerah kepada pasukan kolonial Amerika di bawah pimpinan Jenderal Nelson Miles.
Dengan demikian, Geronimo adalah pejuang terakhir Suku Indian yang takluk di bawah kekuasaan AS. Penyerahan ini pun mengakhiri masa Perang Suku Indian di kawasan barat daya negeri itu.
Lahir pada 1829 dan tumbuh di wilayah leluhur, yang kini menjadi negara bagian Arizona dan sebagian Meksiko, Geronimo dipercaya memimpin suku Chiricahua Apache. Dia dan para pengikutnya sering bentrok dengan para pendatang non Indian yang berupaya menduduki wilayah mereka.
Pada 1858, keluarga Geronimo dibantai oleh Meksiko. Demi membalas dendam, dia dan para pengikutnya menyerang para pendatang Meksiko dan Amerika di wilayah mereka.
Aksi Geronimo ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah AS. Mereka lantas mengirim bala tentara untuk mengusir Geronimo dan suku Apache dari wilayah mereka sendiri.
Baca Juga :
Kaba Diawara Siapkan 19 Pemain Terbaik Guinea untuk Jegal Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024
Baca Juga :
Hakim MK Singgung Sirekap KPU di Sidang Sengketa Pileg 2024: Alat Bantu Malah Mengacaukan
Sebelum wafat di usia 79 tahun, Geronimo sempat membuat otobiografi pada 1906, yang berjudul "Geronimo's Story of His Life". Kendati berstatus tahanan perang, Geronimo berkali-kali menerima undangan dari pemerintah AS, termasuk menghadiri pelantikan presiden baru Theodore Roosevelt pada 1905. Namun, sejak menyerah, Geronimo tidak diperbolehkan mengunjungi tanah leluhurnya.
Seratus Kementerian Pun Tak Masalah jika untuk Akselerasi Kinerja, Menurut Pakar Politik
Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menilai wacana penambahan jumlah kementerian sebaiknya meniatkan dengan serius untuk mempercepat akselerasi kinerja.
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Baca Juga :