Rupiah Melemah, Waralaba Belajar Pengalaman Krisis 1998

Alfamart kalipasir
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Pengalaman Langka Maman Abdurrahman Main Bareng Sang Putra di Persija Jakarta
- Para pengusaha waralaba mencermati pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam kurun dua pekan terakhir dengan perasaan cemas. Meski pengusaha waralaba telah belajar dari pengalaman krisis 1998, pukulan akibat anjloknya rupiah tetap bakal dirasakan bisnis waralaba tertentu.

Kuartal I-2024, Laba Bersih Energi Mega Persada Naik Jadi US$17,6 Juta

"Kami belajar dari pengalaman krisis 1998. Bisnis waralaba kini telah menggunakan produk lokal, tentu tidak terkena dampak pelemahan rupiah. Tapi, kalau yang pakai bahan impor pasti terkena dampak," ujar Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Indonesia, Amir Karamoy, di Jakarta.
Susunan Pemain Indonesia Vs Jepang di Uber Cup, Gregoria Mariska Lawan Akane Yamaguchi


Amir mencontohkan, beberapa bisnis franchise asing yang akan terkena dampak pelemahan rupiah adalah di bidang fashion, salon, dan spa. Apabila rupiah sudah menembus Rp12.000 per dolar AS, para penanam modal akan urung mengalirkan dananya.


"Kalau masih Rp11.000, saya rasa mereka masih bisa jalan. Tapi, kalau sudah Rp12.000, investor akan menunda investasinya," kata Amir.


Menurut Amir, nasib bisnis waralaba, terutama yang berasal dari mancanegara, tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, sebagian besar telah mengandalkan konten lokal sebagai bahan baku.


"Misalnya, beberapa restoran cepat saji menggunakan bahan baku 90 persen produk lokal," kata Amir. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya