Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
- Keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Terutama dalam menyumbang produk domestik bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja.
Tidak hanya itu, usaha di sektor ini terbilang ampuh sebagai tameng dalam menghadapi krisis mata uang yang terjadi saat ini.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Perkara Es Susu Kurma untuk Buka Puasa Teuku Ryan, Jadi Penyebab Ria Ricis Ajukan Gugatan Cerai?
Tidak hanya itu, usaha di sektor ini terbilang ampuh sebagai tameng dalam menghadapi krisis mata uang yang terjadi saat ini.
Penggagas dan Koordinator Komunitas "Tangan di Atas", Yuswohady, Rabu 18 September 2013, mengatakan, Indonesia tengah menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi perekonomian, yaitu rupiah yang melemah terhadap dolar.
Selain dipicu faktor eksternal terkait rencana pengurangan stimulus moneter di AS, pelemahan rupiah diperparah oleh importasi bahan baku. Jika sektor UMKM diperkuat, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut sebenarnya bisa diredam.
"UMKM yang senjatanya adalah kreativitas, lokalitas, dan keberagaman merupakan potensi yang luar biasa. Apalagi jika punya
brand
, mereka akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata dia di Jakarta.
Melalui penguatan sektor ini, dia menjelaskan, perlahan-lahan ketergantungan Indonesia terhadap barang impor akan berkurang. Ketika UMKM memiliki daya saing global dan berkembang, tidak tertutup kemungkinan mereka bisa menciptakan mekanisme substitusi impor.
"Sektor padat kreativitas dan padat budaya ini berbahan baku serta alat produksi yang berasal dari dalam negeri," tuturnya.
Selanjutnya, dia menambahkan, penguatan merek UMKM akan menciptakan kemandirian, karena tidak menggantungkan pada pasokan bahan baku dan alat produksi dari negara lain.
Yuswohady pun tidak lupa mengingatkan pelaku bisnis di sektor ini untuk lebih memperkenalkan diri kepada konsumen lokal dan tidak berorientasi ekspor. (umi)
Halaman Selanjutnya
Penggagas dan Koordinator Komunitas "Tangan di Atas", Yuswohady, Rabu 18 September 2013, mengatakan, Indonesia tengah menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi perekonomian, yaitu rupiah yang melemah terhadap dolar.
