HUT KE-5 VIVA.CO.ID

Ketika Venna Melinda Bicara Etika Media

Venna Melinda
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAlife - Mahkota Puteri Indonesia sempat disematkan di kepala Venna Melinda tahun 1994. Selempang Abang None pun diraihnya pada 1993. Setelah mendulang sejumlah prestasi gemilang, kariernya kian menanjak di dunia hiburan.

Pertama dalam 36 Tahun Korsel Gagal Lolos Olimpiade, Rekor Dihancurkan Timnas Indonesia U-23!

Wajahnya sering menghiasi layar televisi. Sebuah rumah produksi mengorbitkannya lewat sinetron Bella Vista 1 dan Bella Vista 2. Sinetron lain yang pernah ia bintangi antara lain: Bulan Bukan Perawan, Opera Jakarta, Tersanjung 5, dan Maha Pengasih.

Tahun berganti, nama Venna kian meredup di dunia sinetron. Wanita kelahiran 20 Juli 1972 itu fokus di bidang olah tubuh dan kebugaran. Berawal dari studio senam, ia serius mengajar Salsa. Bahkan, ia memiliki "Sanggar Senam dan Fitness Venna Melinda" yang kini sudah tak beroperasi.

Halal Bi Halal Serikat Pekerja Pelindo, Serukan Semangat Konsolidasi

Venna terus mengeksplor dirinya keluar dari dunia hiburan. Kini, ia berkiprah di politik. Tonggak sebagai wakil rakyat dibangunnya pada 2009. Wanita yang tengah melanjutkan studi S2 Ilmu Hukum itu menduduki bangku anggota DPR RI dari Fraksi partai Demokrat.

Ketika ia beralih dari dunia hiburan ke politik, namanya ramai dibicarakan media. Banyak pro dan kontra mewarnai keputusannya. Dalam rangka HUT ke-5 VIVA.co.id, Selasa, 17 Desember 2013, Venna menuturkan pendapatnya soal perkembangan media online saat ini.

Nurul Ghufron Disesak Mundur karena Kembali Bikin KPK Gaduh

Bagaimana peran media online menurut pandangan Mbak Venna?

Media online sangat efektif dan efisien, sehingga orang-orang tidak perlu lagi bawa koran ke mana-mana. Di manapun dan kapanpun, berita bisa di-update. Tapi sayangnya, kadang media online tidak memerhatikan etika.

Maksudnya?

Tidak menerapkan prinsip cover both sides dan tidak memerhatikan nilai-nilai kepatutan. Sekarang yang terjadi di media online, yang berita jelek malah dianggap good news, tapi yang benar-benar good news tidak pernah jadi trending topic.

Ini akan menimbulkan kultur yang jelek, pembaca malah hobi ngomongin orang. Sensasi malah dibesar-besarkan, padahal sensasi itu juga terkadang hanya settingan supaya terkenal mendadak.

Bagaimana Anda memanfaatkan media online?

Saya pasti selau update berita lewat ponsel, saya melihat banyak media termasuk VIVA.co.id. Berhubung sekarang saya di Komisi X, yang saya cari biasanya berita politik, sosial, maupun yang sedang jadi trending topic. Saya hanya cari topik yang saya butuhkan saja.

Ada pengalaman mengenai dampak pemberitaan media?

Ketika ada banyak berita yang tidak membangun idealisme, maka anak muda jadi bersikap apatis. Mereka lebih memilih jadi demonstran dan malas ambil andil dalam trias politika.

Saat saya jadi pembicara di depan pelajar maupun mahasiswa, saya sering bertanya pada mereka, tapi tak satupun yang ingin jadi anggota DPR ataupun politisi. Padahal pemimpin memiliki nilai positif yang tidak terekspos dengan baik. Pemberitaan media tidak menimbulkan motivasi positif.

Apa saran untuk media online?

Saya harap bisa lebih menyebarkan nilai positif daripada nilai negatif. Generasi muda sekarang tidak “gaptek”. Anak muda mudah menemukan berbagai berita di media online. Media harus membangun karakter bangsa yang kuat, seimbangkan dengan berita yang nasionalisme. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya