Sumber :
- Courtesy of Gensler
VIVAnews
- Laju pertumbuhan harga properti di China melambat. Berdasarkan data yang dirilis
Reuters
, pada Februari 2014, harga rumah baru hanya naik 8,7 persen, di bandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan pada Januari 2014, seperti dikutip dari laman
CNBC
, Selasa 18 Maret 2014, harga hunian anyar di negara Tirai Bambu ini mengalami kenaikan sebesar 9,6 persen.
Kemudian, bila ditinjau berdasarkan pertumbuhan dari bulan ke bulan (
month ono month
/MoM), terjadi kenaikan harga 0,3 persen dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang naik sebesar 0,4 persen.
Baca Juga :
Jenderal Pengkhianat Iran Mata-mata CIA Masih Berkeliaran Meski Diklaim Sudah Dieksekusi
Andrew Sullivan, direktur penjualan dan perdagangan untuk kawasan Asia di Kim Eng Securities, mengatakan bahwa angka-angka terbaru itu tidak mengejutkan dan telah menjadi bagian dari agenda kebijakan pemerintah yang diberlakukan untuk sementara waktu ini.
"Saya rasa, kuncinya di sini adalah data pada bulan-bulan itu menunjukkan kepada kita bahwa harga rumah melambat dan ini telah menjadi bagian dari rencana pemerintah untuk beberapa waktu lalu, yang mencoba mengurangi jumlah spekulasi di sektor properti. Dan, itu sangat terkait dengan sistem perbankan dan mencoba untuk menghentikan aliran uang panas, serta mengurangi risiko di sektor pembiayaan," katanya.
Sementara itu, di bursa saham China, saham-saham industri properti diperdagangkan bergerak fluktuatif (
mixed
) pada akhir transaksi Selasa.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Andrew Sullivan, direktur penjualan dan perdagangan untuk kawasan Asia di Kim Eng Securities, mengatakan bahwa angka-angka terbaru itu tidak mengejutkan dan telah menjadi bagian dari agenda kebijakan pemerintah yang diberlakukan untuk sementara waktu ini.