Caleg Gagal Berisiko Stres dan Depresi

Ruang Tanjung RSUD Banjar
Sumber :
  • ANTV/Aditya Tri Wahyudi

VIVAlife - Geliat pesta demokrasi menyisakan waktu kurang dari tiga minggu lagi. Kesiapan para calon legislatif menghadapi kemenangan pun semakin terasa.

Praktik Calo SIM Masih Ada di Polres Depok, Petugas Juga Minta Rp10 Ribu Buat Biaya Laminating

Berbagai persiapan gencar dilakukan demi bekal untuk duduk di kursi DPR. Tapi, jangan hanya siap menerima kemenangan. Para calon legislatif 2014 seharusnya juga membekali diri dengan kesiapan menerima kekalahan kalau mereka tidak terpilih sebagai wakil rakyat.

Jika tidak siap, masalah yang datang bukan hanya sekadar malu. Tapi juga berisiko stres hingga gangguan kesehatan lainnya. Itu diungkapkan oleh psikolog dr. Rose Mini saat dihubungi VIVAlife, Kamis 20 Maret 2014.

Psikolog sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini memperingatkan adanya risiko stres, depresi serta frustasi yang akan dihadapi oleh para caleg saat gagal. Terutama bagi mereka yang menganggap pemilu legislatif tak ubahnya seperti ajang pertaruhan.

"Ini terjadi karena mereka sudah mengerahkan seluruh kemampuan dan dana hingga 200 persen. Biaya yang dikeluarkan tinggi dan berharap kemenangan," ujarnya.

Saat harapan tinggi itu tak terwujud, dampaknya tidak hanya mempengaruhi kondisi kejiwaan, tapi juga hubungannya terhadap keluarga dan lingkungan sosial. Terutama jika dana yang dikeluarkan para caleg untuk mencalonkan diri didapat dari menjual habis seluruh harta benda.

Biasanya hal itu terjadi karena para caleg tidak memikirkan dengan matang segala risiko yang harus ditanggungnya ketika gagal.

"Biasanya para caleg ini sudah berada di umur yang telah memiliki keluarga. Ada istri dan anak. Tentunya istri dan anak-anak mereka nggak ingin hartanya habis hanya untuk itu kan," lanjutnya.

Meski begitu, dr Rose mengatakan bahwa dampak dari stres dan frustasi yang dialami para caleg gagal berbeda pada setiap individu. Ada yang hanya merasa malu, semangat kerja menurun, stres karena terlanjur meninggalkan pekerjaan untuk mencalonkan diri sebagai caleg, hingga mematahkan motivasi untuk menggapai karier lebih tinggi.

Bukan hanya itu, kondisi kesehatan fisikpun turut berpengaruh terhadap dampak stres yang dialami para caleg gagal. Dr Rose bahkan mengatakan bahwa beberapa orang bisa mengalami alergi, gatal-gatal atau penyakit berbahaya hanya karena stres berat yang dialami.

"Jadi nggak semua caleg gagal yang stres harus ditangani oleh rumah sakit jiwa," kata dia. (sj)

Universitas Pelita Harapan (UPH)

Kampus di Tangerang Buka Program Pertukaran Pelajar ke Luar Negeri, Ini Syarat dan Kuotanya

Student Mobility Program memiliki tiga program pertukaran pelajar, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk studi di luar negeri selama 1-2 semester.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024