Tiga Opsi Golkar Hadapi Pemilu Presiden

VIVAnews - Partai Golkar memiliki tiga opsi untuk menghadapi pemilu presiden 2009. Jebloknya perolehan suara membuat Partai Golkar lebih jeli mencari peluang politik.

Demikian disampaikan Ketua DPD I Gorontalo, Fadel Muhammad, di sela-sela rapat konsultasi Partai Golkar, di kantor DPP PArtai Golkar, Kamis 16 April 2009.

Tiga opsi itu adalah mengajukan kader Partai Golkar sebagai calon presiden, menjadi calon wakil presiden kandidat Partai Demokrat, atau berkoalisi dengan PDIP.

Fadel mengatakan, mayoritas kader partai di daerah menginginkan Golkar bergabung dengan partai nasionalis. Itu berarti Partai Demokrat atau PDIP.

Tapi memilih di antara dua partai itu bukanlah perkara mudah. "Karena di daerah di mana PDIP menang pasti akan memilih PDIP, tapi di daerah yang Demokrat menang akan memilih Demokrat," ujarnya.

UAE Supports Indonesia to Become Host of the U-20 World Cup

Meski demikian, dari hitungan politik, pilihan lebih condong ke Partai Demokrat. Pertama, bisa melanjutkan pembangunan. "Dan sudah saling mengerti masa-masa lalu," ujarnya.

Hasil penghitungan cepat pemilu legislatif membuat Partai Golkar mengubah stragegi politiknya. Rasa percaya diri untuk mengajukan kadernya sebagai calon presiden pun mulai pudar. Golkar hanya mendapat sekitar 14 persen suara jauh di bawah Demokrat yang mendapat sekitar 20 persen.

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Prabowo Subianto (Dok. Istimewa)

Rais Aam PBNU Kenang Kenal Prabowo Sejak 1996, Doakan Sukses Jalankan Pemerintahan

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mendoakan pemerintahan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto sukses menjalankan amanat rakyat Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024