Kanker itu Bukan Penyakit Menular

VIVAnews - Pemerintah Indonesia selama ini dianggap terlalu fokus pada sosialisasi penyakit menular, bahkan cenderung mengabaikan penyakit tidak menular.

Akibatnya, kanker yang bukan penyakit menular tenyata masih ada yang menganggap sebagai penyakit menular. Padahal, penderita kanker khususnya anak-anak membutuhkan dukungan dan interaksi dengan teman sebayanya.

"Departemen Kesehatan baru mulai serius mensosialisasikan penyakit tidak menular ini sejak 2006," kata Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (Yekaki) Pinta Manullang-Pangabean di sela kunjungan bersama 20 anak penderita kanker ke Jakarta International School, Jalan Terogong Raya, Cilandak, Jakarta, Minggu 19 April 2009.

Pinta bercerita, ketika Yekaki berencana membangun rumah singgah di kawasan Percetakan Negara, Jakarta, masyarakat setempat umumnya masih mempertanyakan dampaknya bagi masyarakat sekitar. "Mungkin pengetahuan masyarakat mengenai kanker masih sangat kurang," ujar dia.

Padahal rumah singgah yang dibangun berkapasitas 18 orang itu khusus dibangun untuk membantu pasien anak penderita kanker yang berasal dari masyarakat kelas menengah.

Bantuan yang diberikan di antaranya pemberian tempat tinggal sementara, termasuk makan dan menginap gratis. Selain itu, penghuni rumah singgah juga terbantu dengan kerja sama transportasi gratis dari Taxi Express dari lokasi rumah singgah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta. 

"Orang tua pasien tinggal fokus pada pengobatan anaknya," ujar dia.

Ke depan, Yekaki memiliki rencana mendirikan yayasan di setiap rumah sakit yang menangani pasien anak penderita kanker. Hal itu agar yayasan dapat membantu mengusir kejenuhan anak serta memberikan pelajaran bagi anak-anak melalui metode home schooling.

Widodo Cahyono Putro Ungkap Kunci Selamatkan Arema FC dari Degradasi
Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta menuntut kenaikan UMP 2024

Serikat Pekerja Sebut Banyak Dosen Digaji di Bawah UMR 

Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengungkapkan, berdasarkan hasil risetnya masih banyak dosen dan tenaga pendidikan (tendik) yang dibayar dibawah Upah Minimum Regional (UMR).

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024