Pelemahan Rupiah Picu Turunnya Harga Lahan Kawasan Industri

Perluasan Kawasan Industri KIIC
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Pasar kawasan industri Indonesia diperkirakan mulai tumbuh. Tidak seperti kuartal pertama 2014, pada kuartal ini akan ada pasokan lahan industri seluas 140 hektare.


Senior Associate Director, Head of Research
Cushman & Wakefield, Arief Rahardjo, kepada
VIVAnews
, Rabu 16 Juli 2014 mengatakan, pasokan lahan industri hampir delapan kali lipat dari tingkat permintaan kuartal pertama.
Minuman Kekinian Menjamur, Ketahui Tentang Tren Mixology yang Disukai Anak Muda


Banjir dan Longsor di Luwu Sulawesi Selatan, 12 Desa Terisolir
"Permintaan pada kuartal dua ini lebih besar daripada permintaan masing-masing kuartal di 2013," katanya.

Sederet Ujian Rumah Tangga, Paling Umum Adanya Campur Tangan Mertua

Jika dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, menurut Arief, ada peningkatan 2,5 kali dari 55 hektare. Dia mengungkapkan, tidak ada industri yang mendominasi permintaan lahan industri di kuartal ini.


Dia menjelaskan, ada pergeseran permintaan dari sebelumnya di daerah Karawang dan sekitarnya ke daerah barat Jakarta. Menurutnya, peminat cukup besar ada di kawasan Serang.


Ia juga mengatakan, pada kuartal ini akan ada kawasan industri di barat Jakarta, yang menambah pasokan baru tanah industri siap bangun sebesar 120 hektare.


Dia menambahkan, harga lahan industri pun diperkirakan tumbuh menjadi Rp1,92 juta per meter persegi. Angka ini, naik 2,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.


Namun, jika harga dalam rupiah itu dikonversikan dalam dolar Amerika Serikat, malahan terjadi penurunan yakni dari US$164 per meter persegi pada kuartal lalu, menjadi US$160 per meter persegi. Sebab, rupiah melemah dan penjual melakukan transaksi dalam dolar AS.


Arief mengungkapkan, permintaan yang besar pada kuartal ini berasal hanya dari segelintir transaksi. Ini mecerminkan kondisi pasar yang masih lemah dalam jangka waktu pendek. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya