- Antara/Wahyu Putro
VIVAnews - Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Bambang NK mengaku pembangunan Jembatan Comal Pemalang hanya bersifat sementara saja. Bahkan hanya diperuntukkan bagi kendaraan ringan.
Bambang mengatakan, saat ini proses pembangunan sampai pada pemasangan alat berat berupa armco agar jembatan bisa dilewati. Perakitan armco berada di sisi utara jembatan yang ambles.
“Pemasangan armco (pipa baja) itu sifatnya hanya sementara. Nanti setelah Lebaran akan dibuat yang permanen,” kata Bambang di Semarang.
Dia mengatakan, pembangunan sementara Jembatan Comal akan selesai pada H-4 Lebaran. Karenya Bina Marga terus mengejar progres pekerjaan agar cepat selesai. Kerja keras itu demi melancarkan arus mudik dan balik lebaran 2014.
"Setelah pekerjaan armco selesai, kami lanjutkan dengan pemasangan kantong pasir, serta urugan pasir dan batu,” imbuh dia.
Jika arus mudik dan balik Lebaran 2014 sudah selesai, Dinas akan memperbaiki jembatan itu secara permanen. Saat ini, setelah perbaikan sementara selesai, hanya kendaraan kecil dan sepeda motor saja yang boleh melintas.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Jawa Tengah Urip Sihabudin mengatakan, jika jembatan sisi utara sudah bisa digunakan pada H-4, jembatan hanya digunakan untuk jalur mudik dari barat ke timur. Sedangkan kendaraan dari timur yang frekuensinya tidak besar dilewatkan ke jalan alternatif.
Kendati demikian, ada persoalan besar pada yang akan terjadi pasca lebaran, di mana truk sudah boleh beroperasi. Sampai sekarang, Urip belum menemukan alternatif selain menganjurkan truk lewat Jalur Selatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga terus memantau dan melaporkan progress pembangunan Jembatan Comal melalui akun twitternya @ganjarpranowo.
Pada Senin pukul 17.09, misalnya, Ganjar menulis, “Pemasangan armco di comal selesai, paralel dengan penimbunan sirtu dan sandbbag.” Ganjar juga terus mengunggah gambar-gambar kemajuan perbaikan, termasuk pengurukan armco pada pukul 10.38.
10 Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan Sepanjang Masa, Tewaskan 53.500 Nyawa
Ironisnya, dunia sejauh ini telah menyaksikan kecelakaan udara yang melibatkan 540 pesawat di tujuh benua hingga tiga samudera, yang mengakibatkan hilangnya 53.500 nyawa.
