Sumber :
- REUTERS/Edgard Garrido
VIVAnews
- Keberadaan Helium-3 di bumi sangat sedikit karena planet terlapisi oleh atmosfer yang menghalangi. Akibat terhalang, unsur kimia yang dihasilkan matahari ke bumi itu hanya sedikit.
Peneliti menduga jika bulan memiliki banyak kandungan Helium-3 dan hal ini yang membuat Tiongkok berencana membuka area pertambangan di bulan.
Melansir
Daily Mail
, Rabu 6 Agustus 2014, unsur kimia tersebut sangat berguna bagi kehidupan manusia karena bisa dijadikan sumber energi masa depan yang bersih dan aman. Para peneliti Tiongkok mengatakan, bila rencana penambangan Helium-3 di bulan itu tercapai maka manusia akan dimanjakan dengan pasokan energi cadangan di masa depan.
"Bulan ini begitu kaya helium-3. Ini bisa memecahkan kebutuhan energi manusia, setidaknya untuk 10.000 tahun," ujar Profesor Ouyang Ziyuan, seorang Kepala Ilmuwan dari Program Ekplorasi Bulan Tiongkok
Diketahui, Helium-3 adalah isotop helium ringan dan non-radioaktif dengan dua proton dan satu neutron. Unsur kimia ini tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun.
Di bumi sendiri, helium-3 didapatkan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat. Peneliti tersebut mengatakan, untuk menghasilkan Helium-3 sekitar 40 ton dalam satu tahun memerlukan pertambangan suatu daerah seukuran kota Washington DC.
Fabrizio Bozzatio, dari University of Tamkan di Taiwan, menuturkan, sebelum dibawa ke bumi, helium-3 harus dipanaskan sekitar 600 derajat celcius di bumi.
"(Helium-3) memiliki nilai ekonomi pontensial sekitar US$3 miliar (Rp35 triliun) per tonnya, sehingga penting untuk mempertimbangkan pembuatan pertambangannya di bulan dalam waktu dekat," ucap Bozzato.
Dikutip laman
Mining.com
, selama miliaran tahun, bulan telah diterpa angin matahari yang membawa helium-3. Hal itu yang membuat permukaan pada bulan penuh dengan energi tersebut, tercatat ada sekitar 1,1 juta ton metrik hilium-3 dengan kedalaman beberapa meter.
Par ahli di Amerika Serikat mengatakan, untuk pembangunan roket di bulan dengan bangunan tempat penambangan bakal disandingkan, menelan US$20 miliar atau Rp23 triliun dengan masa pembangunan selama dua dekade.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Par ahli di Amerika Serikat mengatakan, untuk pembangunan roket di bulan dengan bangunan tempat penambangan bakal disandingkan, menelan US$20 miliar atau Rp23 triliun dengan masa pembangunan selama dua dekade.