Begini Pola Tidur Astronot di Luar Angkasa

Wang Yaping, astronot wanita China
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Pola tidur astronot ternyata terlalu beresiko. Pasalnya, tidak cukup waktu tidur yang dimiliki Astronot selama ini.

Sebuah studi yang dilakukan Sekolah Kedokteran Harvard menunjukkan bahwa banyak astronot yang menderita susah tidur akibat banyak hal. Ini bisa berpotensi membahayakan kehidupan para astronot itu sendiri. Demikian dikutip dari Telegraph, Senin 11 Agustus 2014.

Para ilmuwan itu meneliti pola tidur terhadap 64 astronot dan 21 anggota kru ISS saat sebelum, selama, dan setelah penerbangan ke luar angkasa. Mereka menemukan, rata-rata astronot tidur tidak lebih dari 6 jam saat berada di pesawat yang mengorbit, dan sekitar 6 jam saat berada di misi ISS. Padahal, Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, membolehkan astronot yang melakukan misi ke luar angkasa untuk tidur selama 8,5 jam setiap malam.

Sepertiga astronot diketahui mengonsumsi obat tidur saat terbang di luar angkasa. Hal ini memunculkan kekhawatiran tersendiri karena dampak dari obat itu pastinya akan buruk.

"Sangat jelas dibutuhkan pola yang efektif untuk meningkatkan waktu tidur pada anggota kru, baik selama pelatihan maupun saat penerbangan berlangsung. Kekurangan waktu tidur sangat erat kaitannya dengan penurunan performa. Ini bisa berpengaruh terhadap proses dan hasil penelitian di lapangan," kata Dr Laura Berger yang menulis jurnal The Lancet Neurology bertajuk 'Sleep Deficiency is Pervasive among Crew Members'.

Apalagi, lanjut Berger, pedoman kesehatan dari pemerintah memperingatkan bahwa pasien pengonsumsi obat tidur dilarang untuk melakukan pekerjaan berbahaya yang membutuhkan tingkat kewaspadaan dan koordinasi yang tinggi.

Dengan kondisi matahari terbit setiap 90 menit sekali, orbit Bumi memang bukanlah tempat yang kondusif untuk tidur nyenyak. Malah, mantan astronot Apollo yang pernah terbang ke bulan di awal 1970-an pernah mengeluh tidak bisa tidur. Cahaya, suara, dan sistem pendingin dari balik baju luar angkasa itu sering menganggu tidur mereka.

Gangguan tidur itu juga terus berlanjut meski ruang tidur di stasiun luar angkasa dibuat sunyi dan gelap. Hal ini memunculkan spekulasi di kalangan ilmuwan dengan menyalahkan gravitasi mikro sebagai penghalang tidur nyenyak.

Kuartal I-2024, Laba Bersih Energi Mega Persada Naik Jadi US$17,6 Juta

Sejak di NASA

Para peneliti menemukan jika kurangnya waktu tidur astronot telah dimulai sejak mereka menginjakkan kaki di NASA pertama kali. Menurut studi itu, rata-rata anggota kru tidur hanya 6,5 jam di malam hari saat pelatihan di mulai, atau sekitar 3 bulan sebelum mereka diterbangkan. Waktu ini berkurang 1,5 jam dari rata-rata tidur warga Amerika.

Jika misi telah selesai, setidaknya setengah dari astronot yang ada, bisa tidur nyenyak seperti bayi. Hanya 12 persen astronot di pesawat luar angkasa dan 24 persen astronot ISS yang tidur lebih dari 7 jam. Sisanya tidur nyenyak di rumah dalam waktu yang lama.

Pola tidur astronot ini diteliti dengan menggunakan aktigraf, sebuah perangkat yang dikenakan layaknya gelang pada tangan. Aktigraf bisa merekam pola tidur dan bangunnya astronot setiap hari. (ita)

Pemain Persija Jakarta Rafa Abdurrahman dan Maman Abdurrahman

Pengalaman Langka Maman Abdurrahman Main Bareng Sang Putra di Persija Jakarta

Bek veteran Persija Jakarta Maman Abdurahman bersyukur mendapat kesempatan bermain bersama putranya, Rafa Abdurrahman

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024