Crocs Diobral untuk Lawan 100% Indonesia

VIVAnews - Fenomena Crocs, sepatu merek internasional, yang pekan lalu menggelar diskon besar-besaran menuai komentar tersendiri dari Departemen Perindustrian.

"Seharusnya ada instrumen untuk membendung produk murah," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Anshari Bukhari di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin kemarin, 27 April 2009.

Menurut dia, jangan sampai terjadi produk buatan luar negeri masuk tiba-tiba dengan harga murah. "Berlangsung dengan jangka pendek terus menghilang," katanya. Padahal, saat ini pemerintah sedang gencar mengkampanyekan 100% Indonesia, yang merupakan brand Aku Cinta Indonesia.

Anshari menilai, Departemen Perdagangan perlu memikirkan instrumen seperti safeguard untuk mengantisipasi fenomena-fenomena seperti itu. "Bisa jadi memang disengaja untuk melawan kampanye yang sedang dijalankan pemerintah," ujarnya.

Menurut Anshari, produsen merek-merek terkenal yang banting harga masih bisa mendapatkan keuntungan. Paling tidak ada dua alasan yang melatarbelakangi tindakan ini. Pertama, mengingat karakter sepatu yang musiman, bisa jadi dijual murah karena musimnya sudah lewat.

Kedua, banting harga terjadi karena ada penolakan order. "Misalnya sudah ada order dari suatu negara tapi karena kondisi pasarnya turun, maka dibatalkan meski sudah membayar 30 persen," ujarnya. Dengan sudah mendapatkan pembayaran 30 persen, produsen bisa dengan leluasa menjual murah ke negara lain.

"Apalagi dengan fasilitas tax rebate 17 persen dari pemerintah China jadi sudah dapat 47 persen," katanya. Dengan pemasukan sebesar itu, biaya produksi sudah bisa kembali dan produsen tinggal mencari keuntungan.

Sejarah Astra Otoparts, Penyedia Komponen Otomotif yang Lagi Naik Daun
Google.

Google Cari Alternatif Pengganti Password

Lebih dari empat ratus juta akun Google telah menggunakan kunci sandi, yang menandakan pergeseran menuju dunia tanpa kata sandi.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024