Serial Animasi Garfield Ternyata Diproduksi di Indonesia

Infinite Studios di Batam
Sumber :
  • facebook.com/Films.InfiniteStudios

VIVAlife - Anda pasti mengenal kucing menggemaskan dalam komik Garfield? Meski diciptakan di Amerika Serikat (AS), serial animasi yang mengangkat karakter karya Jim Davis itu ternyata diproduksi di Indonesia.

Ya, serial animasi Garfield diproduksi di sebuah studio di Batam, Indonesia. Bernama Infinite Studios, studio yang didirikan pada 1997 ini berawal sebagai perusahaan pasca produksi film dengan hanya 13 pegawai.

Turut berperan dalam kesuksesan Garfield, studio itu kemudian melakukan diversifikasi dengan membuat produksi konten sendiri, animasi dan efek visual. Saat ini, studio tersebut mempekerjakan sekitar 200 orang di Indonesia dan Singapura.

Menurut Chief Executive Infinite, Mike Wiluan, belajar menghidupkan karakter Garfield bagi tim animator Infinite yang sebagian besar adalah orang Indonesia tidak terlalu sulit. Pemilik hak cipta The Garfield Show, Dargaud Media, sudah memiliki pedoman yang disebut "creation bible". Pedoman inilah yang diikuti oleh subkontraktor dalam proses produksi.

"Pada dasarnya memungkinkan orang untuk mengikuti petunjuk tentang bagaimana karakter ini akan melihat, merasa, dan bertindak," kata Wiluan kepada kantor berita Reuters.

"Saya kira mengapa Garfield begitu sukses di seluruh dunia adalah karena petualangan kucing benar-benar lucu dan semua orang mengetahui hal tersebut."

Kebangkitan Asia Tenggara

Menguak Persiapan Pernikahan Mewah Raffi Ahmad

Garfield hanya satu dari sekian banyak animasi dan film yang diproduksi di Asia Tenggara. Kini, kawasan ini semakin dilirik oleh industri perfilman Eropa dan Amerika Serikat (AS) sebagai pusat produksi film.

Studio asal Inggris yang terkenal lewat film waralaba James Bond, Pinewood Studios Group misalnya, bermitra dengan Khazanah Nasional Berhad dari Malaysia untuk membuka Pinewood Iskandar Malaysia Studios pada Juni lalu.

Sementara itu, studio asal AS, The Weinstein Company akan menggunakan kompleks bernilai US$170 juta di selatan Malaysia, sebagai lokasi syuting serial Marco Polo.

Pencipta Star Wars, Lucasfilm, juga meluncurkan hub visual efek dan animasi di Singapura pada Januari. Tujuannya, untuk mengerjakan berbagai film Hollywood sekaligus mendukung upaya pemasaran di Asia.

Dituduh Pukuli Kekasih, Ini Pengakuan Aktor Korea

Perkembangan industri film di sejumlah negara di Asia Tenggara juga mulai bergairah. PricewaterhouseCoopers memperkirakan bahwa nilai total industri film di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam mencapai US$1,15 miliar pada 2014 lewat penjualan tiket dan iklan bioskop.

Bahkan, angka ini diperkirakan meningkat sebesar 17 persen menjadi US$1,34 miliar pada 2018. (art)

Menikah, Tantri Kotak dan Arda Naff Akan Pakai Adat Jawa
Sajia mi mirip bungkusnya di Mix Diner and Florist

FOTO: Sajian Unik, Mi Instan Sesuai Tampilan Bungkusnya

Rasa bintang lima, harga kaki lima.

img_title
VIVA.co.id
28 Agustus 2014