Deklarasi Tolak 'Partai Berdarah'

Suciwati: Kami Hanya Ingin Mengingatkan

VIVAnews - Gabungan masyarakat sipil yang bergabung dalam Masyarakat Peduli Demokrasi Menolak Partai Berdarah memberikan pernyatan sikap di Lobi Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis 30 April 2009 pukul 11.00.

Sejumlah tokoh akan menghadiri acara tersebut, diantaranya, Goenawan Mohamad, Adnan Buyung Nasution, Harry Tjan Silalahi. Istri almarhum aktivis hak asasi manusia, Munir, Suciwati juga ikut memberi dukungan. "Bagaimana bisa para pelanggar HAM malah maju jadi capres bahkan partainya ada di 10 besar," kata Suciwati kepada VIVAnews, Kamis 30 April 2009.

Ditambahkan dia, masyarakat sipil berharap dalam berkoalisi, partai-partai, terutama Golkar dan PDIP, menjunjung etika politik dan moral. "Jangan koalisi hanya didasarkan kekuasaan dan duit," lanjut Suci.

Korban penculikan maupun keluarga korban, lanjut Suci, tidak akan pernah lupa derita yang mereka alami. "Mungkin kekhilafan itu ada, namun kasusnya [penculikan] belum diselesaikan," tambah dia.

Padahal, jika kita ingin menapak masa depan yang lebih baik, masalah-masalah yang mengendap di masa lalu harus segera diselesaikan. "Jika ini tak diselesaikan, akan ada kecenderungan untuk melakukan hal yang sama," ujar Suci.

Siapa tokoh yang ditolak? Menurut Suci ada beberapa tokoh partai yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran HAM, misalnya Prabowo Subianto dan Wiranto. "Prabowo dicopot jadi Panglima Kostrad karena terkait kasus 1998, sedangkan Wiranto terkait kasus Timor Timur. Kami hanya ingin mengingatkan," kata Suciwati.

Tim UI Torehkan Sejarah Baru di Kompetisi Pemrograman Tertua Dunia ICPC 2023
Benjamin Netanyahu Diburu oleh ICC, Israel Panik dan Berupaya Mencegahnya

Joe Biden Dikecam karena Diam Saat Israel Menghadapi Ancaman Surat Perintah Penangkapan

Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan yang tidak biasa atas prospek surat perintah penangkapan ICC terhadap dirinya dan pejabat Israel lainnya.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024