Ini Bahan Makanan yang Merugikan Tubuh

Ilustrasi garam
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Perkembangan pangan Indonesia berkembang pesat, mulai dari pengolahan bahan baku hingga beralih ke makanan jadi. Menunya pun bervariasi, tidak hanya mementingkan kenikmatan, tapi juga sehat.

Menikah Hari Ini, Intip Suasana Kediaman Mahalini yang Penuh Dekorasi Khas Bali

Purwiyatno Hariyadi, PhD, Direktur South East Asia Food and Agricultural Science and Technology, Institut Pertanian Bogor mengatakan, tren mengonsumsi makanan sehat di Indonesia sebenarnya dimulai sejak 10 tahun lalu.
 
"Perkembangan tren ini datang dari Eropa dan Amerika. Tapi kalau Indonesia  menular dari Singapura atau Taiwan karena faktor jarak," kata pria yang menyandang gelar profesor itu, ditemui di jumpa pers Food Ingridients Asia 2014, di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Oktober 2014.
 
Pria ramah yang akrab disapa Pur itu menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila berbicara soal pangan. Seperti faktor keamanan jasmani-rohani, di mana pernyataan halal ada di dalamnya, selain itu juga faktor ekonomi.
 
Di Indonesia, masyarakat sudah mulai mengurangi konsumsi bahan makanan yang merugikan tubuh. Data IFIC Foundation menunjukan, pada 2014 sebanyak 53 persen orang mengurangi garam dan gula sebanyak 50 persen, kalori 48 persen, kafein 31 persen, dan minyak 29 persen.
 
Selain itu, mengenai penambahan nutrisi, masyarakat mulai meningkatkan konsumsi serat, protein, kalsium, dan omega tiga. "Untuk lansia, produk pangan dengan bahan tertentu, membantu kondisi agar lebih bugar dan bisa membuat masa produktif lebih lama," kata Pur. Hal itu katanya, membantu mendorong lansia tetap sehat, tidak menjadi beban dengan produktivitas baik.

Detektif Jubun

Rahasia Kesuksesan Detektif Jubun: Selalu Menjaga Hubungan Baik dengan Rekan Bisnis

Detektif Jubun terkadang membangun kedekatan emosional dengan para klien hingga rekan bisnisnya dengan saling memperkenalkan anggota keluarga, bahkan menjadi teman curhat

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024