- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVAnews - Presiden terpilih, Joko Widodo, menyatakan sikapnya terkait pembahasan pimpinan DPR RI yang tengah digelar malam ini. Menurut Jokowi, seharusnya pimpinan DPR tidak harus diputuskan dengan tergesa-gesa, lantaran urusan negara haruslah memerlukan pertimbangan yang matang.
"Apa sih yang bisa diselesaikan hari ini atau besok. Ada apa kok kita tergesa-gesa?," kata Jokowi di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Rabu malam 1 Oktober 2014.
Jokowi menuturkan, pihaknya juga belum bisa memastikan kapan pimpinan DPR RI itu akan diputuskan. Kata dia, hingga saat ini belum ada kepastian terkait dengan keputusan itu. "Coba kita lihat nanti (pemilihan pimpinan DPR). Belum tahu apakah akan diselesaikan hari ini atau besok pagi," ucap dia.
Jokowi menilai, terkait beberapa kebijakan yang ada di Indonesia belakangan ini, terkesan tergesa-gesa dan seperti dipaksakan. Padahal seharusnya, keputusan-keputusan itu dilakukan secara matang karena menyangkut dengan kepentingan rakyat.
Dia mencontohkan, di antaranya adalah pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Tidak ada hujan, tidak ada angin kok tiba-tiba ada RUU Pilkada. Terus Sebelumnya ada UU MD3. Terus kenapa gitu lho," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PAN, Tjatur Sapto Edy, mengatakan ada enam fraksi setuju untuk dilakukan paripurna pemilihan ketua DPR malam ini. Menurutnya, hal tersebut sudah diputuskan ketua rapat, Popong Otje Djundjunan.
"Hasilnya enam fraksi setuju untuk Paripurna malam ini dan sudah diputuskan tadi oleh ibu ketua rapat. Untuk paripurna diadakan sekira jam 21.00 ini, jadi kita sekarang menuju paripurna," ujar Tjatur.
Kemudian, politikus Golkar, Aziz Syamsudin, menegaskan dari kubu Koalisi Indonesia Hebat, Fraksi PKB memilih abstain dan yang tidak setuju PDIP, Hanura, dan Nasdem. (art)
Transaksi Grup GoTo Q1-2024 Meningkat, Kerugian Mulai Dipangkas
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal I 2024. Nilai transaksi bruto grup tumbuh 20 persen menjadi Rp 116,5 triliun
